ARTIKEL :Â
ON THE RELEVANCE OF DOUBLE TAX TREATIES
Penulis:
Kunka Petkova; Andrzej Stasio; Martin Zagler
Jurnal :Â
International Tax and Public Finance (2020)
INTRODUCTION
Secara tradisional, perjanjian pajak berganda berfungsi sebagai alat kebijakan yang penting untuk mendorong kegiatan ekonomi internasional dengan mencegah pajak berganda internasional. Namun, terlepas dari semakin banyaknya kontribusi yang diberikan, bukti empiris mengenai dampak perjanjian pajak berganda terhadap PMA bilateral masih belum meyakinkan. Motivasi yang dimaksudkan dengan baik untuk menghapuskan pajak berganda telah menciptakan jaringan DTT yang sangat kompleks yang menjangkau seluruh dunia, dengan konsekuensi yang sering kali tidak terduga.Â
Selain mencegah pajak berganda internasional, DTT mengalihkan hak pemajakan dari negara pengimpor modal ke negara pengekspor modal, sehingga investor tidak dapat memperoleh manfaat dari pajak sumber yang lebih rendah. Selain itu, untuk menghindari pajak pemotongan yang tinggi di negara tuan rumah atas pendapatan pasif yang keluar, banyak perusahaan multinasional mengalihkan FDI melalui negara ketiga dengan perjanjian pajak yang lebih menguntungkan, sebuah praktik yang telah diberi label treaty shopping dalam literatur. OECD menyoroti bahwa treaty shopping merupakan salah satu sumber kekhawatiran yang paling signifikan terkait proyek BEPS.
Dengan latar belakang ini, makalah ini menyelidiki dampak dari perjanjian pajak berganda terhadap investasi asing langsung dengan mengendalikan kemungkinan treaty shopping yang dapat memberikan keuntungan bagi perusahaan multinasional, seperti pajak yang lebih rendah atau tidak ada pajak yang dipotong. Namun, berbeda dengan literatur sebelumnya, alih-alih memperlakukan perjanjian pajak sebagai variabel biner, sehingga mengabaikan kompleksitas dan interaksi domestik dan internasional mereka, penelitian kami menganalisis efek DTT dalam pengaturan yang lebih kaya yang melampaui perlakuan biner mereka.Â