Jelas, sampelnya berasal dari Afrika Selatan, tetapi studi tersebut juga mengatakan bahwa jika sampai harus dirawat di rumah sakit, risiko tertular penyakit parah setelah dirawat di rumah sakit, tidak jauh berbeda dengan varian lain.
Untungnya, selain perkiraan dari penelitian, para ilmuan juga punya beberapa data kehidupan nyata yang praktis. Mereka menggunakannya untuk menganalisis apa yang sebenarnya terjadi ketika gelombang keempat menghantam Afrika Selatan.
Saya menyebutnya Gelombang Keempat karena gelombang varian Omicron yang sekarang terjadi di Afrika Selatan sebenarnya merupakan gelombang keempat di negara tersebut.
Dalam grafik bisa dilihat, telah terjadi empat gelombang selama 2 tahun terakhir di Afrika Selatan. Gelombang keempat telah mencapai puncaknya. Tapi sekaligus merupakan gelombang dengan interval waktu tersempit.
Artinya, gelombang ke empat Covid-19 di Afsel berlangsung untuk durasi waktu paling singkat. Saat ini, kasus di Afrika Selatan sudah mulai surut dan hampir mereda di Afrika Selatan.
Tetapi menarik untuk melihat tingkat kematian di Afrika Selatan selama empat gelombang ini.
Kita dapat melihatnya di grafik ini.
Jumlah kematian selama periode waktu yang sama pada gelombang keempat punya puncak terendah.
Kedua grafik dari Afsel menunjukkan jumlah kasus terbanyak di gelombang keempat, tetapi jumlah kematian terendah.