Sangat sulit bagi orang asing untuk masuk ke Australia, itu sebabnya dalam 2 tahun terakhir, jumlah kasus hampir tidak ada. Tetapi tidak lama setelah mereka mencoba membuka negara, jumlah kasus meningkat begitu cepat sehingga sulit dipercaya.
Cerita USA juga tidak berbeda. Gelombang Covid 19 yang sedang berlangsung di AS meningkat jauh dibandingkan dengan gelombang terakhir, sehingga hampir 1 juta kasus dalam satu hari di AS.
Namun terlepas dari semua itu, kabar baiknya adalah para ilmuwan dan pakar di seluruh dunia mengklaim bahwa ini adalah Endgame dari Covid 19.
Dalam artikel berjudul "Bayang-bayang Omicron: Pembatasan Perjalanan Sepatutnya Jadi Pilihan Terakhir", pernah saya paparkan bahwa varian Omicron diasumsikan sebagai varian ringan.
Omicron merupakan varian yang tidak terlalu mengancam dibandingkan dengan varian Delta. Varian Delta adalah varian yang kita saksikan gelombang kedua mematikan di seluruh dunia. Semua ini adalah asumsi para ilmuwan dan pakar.
Namun kini, beberapa penelitian telah diterbitkan oleh berbagai kelompok penelitian di berbagai negara, yang membuktikan hal tersebut.
Studi pertama adalah dari University of Edinburgh (Sumber: nature.com). Edinburgh merupakan ibu kota Skotlandia. Mereka menggunakan Data Pengawasan Nasional untuk membandingkan infeksi Omicron dan Delta.Â
Periode waktu studi mereka adalah dari 23 November hingga 19 Desember. Mereka tidak menganalisis banyak kasus, tetapi dalam kasus yang mereka analisis, mereka menemukan bahwa risiko rawat inap karena varian Omicron 65% lebih rendah daripada varian Delta. Kemungkinan pasien terinfeksi perlu dirawat di rumah sakit berkurang 2/3 dalam varian Omicron.Â
Studi berikutnya yang dilakukan pada skala yang jauh lebih besar adalah dari Institut Nasional untuk Penyakit Menular Afrika Selatan (sumber: MedRxiv)
Mereka menganalisis 160.000 pasien selama periode waktu yang lebih lama yaitu dari 1 Oktober hingga 6 Desember, dan menemukan bahwa jika terinfeksi varian Omicron, pasien punya peluang 70% lebih rendah untuk terkena gejala parah pada infeksi berikutnya. Selain itu, 80% lebih rendah kemungkinan rawat inap, menurut mereka.