Akhirnya, setelah semua itu, Presiden Ukraina Yanukovych dimakzulkan. Pemerintah Ukraina digulingkan. Pilkada kembali digelar. Petro Poroshenko terpilih sebagai Presiden Ukraina yang baru.
Pada 27 Juni 2014, ia menandatangani Perjanjian Asosiasi dengan Uni Eropa. Hati Putin hancur karenanya. Putin sudah berusaha sangat keras untuk menyuap Ukraina, bahkan meyakinkan Presiden Yanukovych untuk tidak menandatangani Perjanjian dengan UE, tetapi tetap saja gagal mengendalikan warga Ukraina. Warga memulai Revolusi dan menggulingkan Presiden. Kemudian Presiden baru menandatangani Perjanjian dengan UE.Â
Invasi Rusia ke Ukraina
Putin tidak bisa menerima kenyataan bahwa Rusia sudah kehilangan pengaruhnya atas Ukraina. Itu sebabnya, beberapa minggu setelahnya, tepatnya pada Maret 2014, Rusia mengirim pasukannya ke Krimea.
Krimea terletak di selatan Ukraina. Krimea sebenarnya adalah wilayah otonomi Ukraina yang telah diberikan otonomi sampai batas tertentu, hampir seperti negara merdeka.
Namun pada tahun 2014, Rusia mengirim militernya, dan merebut negara itu. Seluruh dunia hanya bisa menonton. Ukraina menanggapi dengan mengatakan bahwa itu adalah pelanggaran hukum Internasional.
Rusia melakukan referendum di Krimea. Mencoba untuk menunjukkan kalau mereka tidak benar-benar melakukan invasi, melainkan pengiriman pengiriman militer ke sana hanya untuk bertanya kepada orang-orang tentang apa yang mereka inginkan.
Apakah orang-orang Krimea ingin bergabung dengan Rusia atau Ukraina? hasil resmi dari referendum ini, dikatakan bahwa 97% orang memilih mendukung Rusia. Dan survey itu punya tingkat partisipasi pemilih sebesar 83%. Tapi yang jelas, referendum tersebut tidak diakui oleh badan internasional manapun dan dianggap ilegal. PBB percaya bahwa Krimea secara resmi adalah bagian dari Ukraina.
Pada bulan Mei, sebuah situs berita Ukraina memposting, mengatakan kalau Dewan Hak Asasi Manusia Rusia memposting hasil sebenarnya dari referendum di situs webnya secara tidak sengaja dan segera dihapus kemudian. Hasilnya menunjukkan bahwa partisipasi pemilih hanya 40%. Dan hanya 50% dari mereka yang memilih untuk bergabung dengan Rusia. Artinya hanya 20% warga Krimea yang benar-benar memilih Rusia.
Setelah invasi, Rusia memasang pagar keamanan tinggi antara perbatasan Krimea dan Ukraina dan mulai membangun banyak infrastruktur. Sampai saat ini, seluruh wilayah Krimea berada di bawah kendali Rusia.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan bahwa Krimea adalah wilayah Ukraina sehingga akan menjadi tujuan Ukraina untuk membebaskannya. Tetapi Putin percaya bahwa itu adalah wilayah Rusia.