Mohon tunggu...
Dean Ruwayari
Dean Ruwayari Mohon Tunggu... Human Resources - Geopolitics Enthusiast

Belakangan doyan puisi. Tak tahu hari ini, tak tahu esok.

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Mengapa Pakistan "Bermuka Dua" dalam Menghadapi Amerika-Taliban?

29 Agustus 2021   05:16 Diperbarui: 1 September 2021   08:31 2501
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menlu AS John Kerry (tengah) memediasi pertemuan antara Presiden Afghanistan Hamid Karzai dan Jenderal Pakistan Asfhaq Parvez Kayani di Belgia. (AFP/Getty Images)

Protes terhadap Prancis juga terlihat di Pakistan. Dan siapa yang memimpin protes ini? TLP. TLP merupakan partai politik ekstremis sayap kanan di Pakistan yang daya tarik utamanya adalah mereka ingin melindungi Blasphemy laws atau Undang-Undang Penistaan Agama Pakistan.

Apa itu Undang-Undang Penistaan Agama? Hukum penistaan adalah hukum yang menyatakan bahwa jika Anda menghina Islam, maka Anda dapat dijatuhi hukuman mati.

Pendukung TLP sempat memprotes saat Mahkamah Agung Pakistan membatalkan hukuman mati pada kasus Asia Bibi. 

Anda mungkin mengatakan bahwa ada partai sayap kanan di banyak negara. Ada juga partai seperti itu di Jerman. Dan bahwa insiden protes ini mungkin merupakan insiden sekali saja, dan bahwa partai ini mungkin tidak populer. Tapi tidak begitu. 

Pada Pemilu 2018, TLP mendapat sekitar 4% suara, sekitar 2,2 juta suara. Dan itu adalah partai terbesar ketiga di India. Karena kebangkitan Taliban, ideologi partai-partai semacam itu bisa menjadi lebih brutal. 

Ancaman ketiga adalah karena pengambilalihan Taliban, hubungan cinta-benci (duh...sudah seperti hubungan asmara saja) antara AS dan Pakistan mungkin menjadi lebih rumit. 

Seperti yang kita bicarakan sebelumnya, Pakistan mendukung Taliban dalam beberapa cara. Dan beberapa Presiden AS sudah muak dengan ini. Dukungan oleh Pakistan ini mungkin merupakan alasan utama Presiden Biden masih belum menghubungi Imran Khan setelah dimulainya masa kepresidenannya (dilansir dari Financial Times). 

Sekarang karena Taliban, AS dapat lebih menekan Pakistan untuk menghentikan dukungan mereka. 

Dan ancaman terakhir adalah karena Taliban, masalah ekonomi Pakistan dapat meningkat. 

Pakistan ingin mendiversifikasi perdagangan ekonominya dengan menjalin ikatan yang kuat dengan negara-negara Asia Tengah. Karena Afghanistan tidak stabil, maka tidak akan mudah untuk membangun koneksi seperti itu. 

Karena ketidakstabilan itu, jika ada kekerasan di perbatasan Pakistan, bagaimana Pakistan akan meyakinkan China bahwa investasi untuk Inisiatif Sabuk dan Jalan China aman di Pakistan? Lebih sulit untuk melepaskan diri dari rantai yang mengikat pikiran seseorang. Di Afghanistan, mereka telah terlepas dari rantai perbudakan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun