Sosiologi sejak awal dikenali oleh aktivis wanita sebagai sumber penjelasan dan perubahan yang mungkin. Satu untaian sejarah pengenalan dan konseptualisasi gender oleh para sosiolog wanita baik sebagai variabel deskriptif maupun variabel eksplanatoris setidaknya sebagian dalam jawaban jawaban mereka yang memberikan suatu alat untuk memisahkan maskulinitas dan feminis biologis dari maskulinitas dan feminitas sosial.
* Feminisme Radikal
Teori ini berfokus pada hal-hal mendasar atas ketimpangan yang dialami perempuan seperti ditindas dengam keras oleh sistem patriarki. Elizabeth Cuddy Stanton, pada tahun1880-an menentang hak-hak seksual laki-laki terhadap perempuan dan menyerang justifikasi keagamaan yang menindas perempuan.Â
Gerakan feminis radikal merupakan gerakan perempuan yang memperjuangkan didalam realitas seksual, dan kurang pada realitas-realitas yang lainnya. Menurut mereka, penguasaan fisik perempuan oleh laki-laki, seperti hubungan seksual adalah bentuk dari penindasan terhadap kaum perempuan. Patriarkhi adalah dasar dari ideologi penindasan yang merupakan sistem hirarkhi seksual, dimana laki-laki mempunyai kekuasaan superior dan previlige ekonomi. Karena itu, gerakan ini mementingkan membahas  bagaimana caranya mencegah patriarki sebagai sistem nilai yang membudaya di dalam masyarakat.
* Teori Feminisme Radikal Kate Millett
Feminisme radikal memiliki pandangan bahwa akar penindasan perempuan adalah karena adanya control laki-laki terhadap kepemilikan tubuh perempuan dan juga kuatnya pemahaman patriarki dalam masyarakat.Â
Millett mengatakan bahwa kendali laki-laki di dunia publik dan privat menimbulkan sistem patriarki dan penguasaan oleh laki-laki harus dihilangkan apabila perempuan ingin mendapatkan kebebasannya (Tong, 1998: 73). Ideologi tersebut dirasa sangat kuat hingga laki-laki mampu mendapatkan persetujuan dari perempuan yang disubordinat.Â
Laki-laki melakukan hal tersebut melalui institusi akademi, tempat tempat umum dan keluarga yang masing- masing membenarkan dan menegaskan subordinasi perempuan terhadap laki-laki yang menyebabkan banyak perempuan merasa lebih inferior daripada laki- laki.Â
Teori ini berkaitan dengan kasus pelecehan seksual diatas yang terjadi di lingkungan kampus, yang mana pelaku kebanyakan adalah laki laki dan korban pada umumnya perempuan. Dan juga terlihat dari segi patriarki, para pelaku pelecehan merupakan pada petinggi yang memiliki kekuasaan lebih tinggi dari korban, karena merupakan dosen atau pendidik di lingkungan akademis.Â
Feminis radikal dalam menganalisis kasus ini, terlihat jelas sekali kalau perempuan merasa direndahkan, ditindas, dan tidak memiliki kekuasaan lebih dibandingkan laki - laki. Teori ini juga menentang adanya ketimpangan atau penindasan yang terjadi pada perempuan dengan munculnya gerakan tokoh tokoh yang pelopor memperjuangkan hak hak perempuan.Â
Contohnya di lingkungan kampus, korban didampingi organisasi organisasi kampus seperti BEM universitas, organisasi perempuan, dan lain lain, dalam mengusut kejahatan pelaku dan membela korban, sampai mendapatkan keadilan.Â