Kadang pelaku juga berbicara yang membuat korban tidak  nyaman. Kemudian, setelah berbincang -- bincang, pelaku diduga menggenggam bahu dan kepala korban, bahkan mencium pipi dan kening korban, saat korban hendak pergi meninggalkan ruangan.Â
Tindakan tersangka itu membuat korban ketakutan. "Saya ketakutan dan merasa telah dilecehkan Bapak SH. Saya mengalami trauma yang sangat berat". kata korban. [aa/em].Â
Serta data data kasus kasus pelecehan seksual lainnya yang masih banyak dilakukan di kampus kampus lainnya atau tempat tempat ruang public lainnya.Â
Terbukti dari kasus kasus pelecehan seksual yang baru baru ini terjadi, walaupun kerap juga terjadi selain di lingkungan kampus, seperti lingkungan sector pekerjaan, transpotasi umum, pesantren, dan sebagainya. Serta korban adalah didominasi dari perempuan. Pelaku yang melakukan tindakan hal yang tidak diinginkan juga tesebut merupakan salah satu petinggi petinggi dari lingkungan akademis, yang mana tidak pantas dan sangat memalukan untuk seorang tenaga pendidik dan yang harunsya menjadi contoh atau teladan bagi para mahasiswa -- mahasiswinya.Â
Hasil Survei yang dilakukan Kemendikbud Ristek menjelaskan bahwa 77% dosen menyatakan kekerasan seksual pernah terjadi di kampus dan 63% tidak melaporkan kasus yang diketahuinya kepada pihak kampus dengan kebanyakan korban kekerasan seksual adalah perempuan. Â
Data tersebut didukung oleh hasil survei Mendikbud Ristek yang mengungkapkan bahwa universitas menduduki urutan ketiga lokasi terjadinya pelecehan seksual (15%), setelah jalanan (33%) dan transportasi umum (19%).
Argumentasi/Analisis Kasus dengan Teori/KonsepÂ
1. Teori Feminisme Kontemporer
Teori feminis adalah system ide yang digeneralisasi, meliputi banyak hal tentang kehidupan social dan pengalaman manusia yang dikembangkan dari suatu perspektif yang berpusat pada wanita.Â
Teori feminisme dimana menurut Maggie Humm menyatakan bahwa feminisme merupakan ideologi pembebasan perempuan dengan keyakinan bahwa perempuan mengalami ketidakadilan karena jenis kelaminnya.Â
Teori feminis bukan hanya tentang wanita, proyek utamnya pun bukan penciptaan suatu teori jaark menengah mengenai relasi gender. Lebih tepatnya, kesejajaran yang tepat untuk pretasi teoretis utama feminis setara dengan salah satu prestasi epistemologis Marx.