Mohon tunggu...
Dea Resta Lara Shiva
Dea Resta Lara Shiva Mohon Tunggu... Mahasiswa - Tidak ada

Saya seorang Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Permainan tradisional riau

1 Januari 2025   23:56 Diperbarui: 1 Januari 2025   23:56 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Layang-layang yang terdapat di lukisan gua tersebut diyakini merupakan layang-layang yang sama dengan tradisi layang-layang Muna yang dilestarikan turun temurun hingga sekarang yaitu layang-layang kaghati. Dalam Bahasa setempat, kaghati berarti daun. Daun yang digunakan untuk membuat layang-layang adalah daun kolope yang sudah kering. Penggunaan daun kolope inilah yang memperkuat dugaan Wolfgang Bieck bahwa material di tradisi layanglayang kaghati adalah bahan-bahan sederhana, tidak seperti material layang-layang di Cina yang menggunakan kain. 

Terlepas dari kemungkinan mendapatkan status sebagai negara tempat asal-usul layanglayang pertama di dunia, penemuan ini membuktikan bahwa tradisi layang-layang di Indonesia khususnya di Sulawesi Tenggara merupakan salah satu tradisi layang-layang tertua di dunia. Tidak hanya di Sulawesi, penyebaran permainan layang-layang di tanah air meluas hingga ke pulau Bali, Jawa dan Sumatera.   

Sama halnya dengan permainan tradisional lainnya, layang-layang kini sudah jarang dimainkan terlebih di kota-kota besar. Berkurangnya lahan bermain ditambah dengan perkembangan teknologi yang menyediakan banyak permainan digital membuat permainan ini mulai ditinggalkan. Eksistensi permainan layang-layang kini seakan mengandalkan festival yang hanya ada sesekali dalam tiap tahun.  

Upaya mempertahankan budaya layang-layang di Indonesia dilakukan oleh komunitas pecinta layang-layang dan didirikannya museum layang-layang yang digagas oleh salah satu pionir komunitas tersebut, Endang Puspoyo. Komunitas ini kerap mengikuti festival layanglayang baik di dalam maupun di luar negeri. Layang-layang tradisional Indonesia sering menjadi perhatian karena layang-layang Indonesia memiliki ciri khas dan bahkan beberapa kali menjadi juara di ajang perlombaan layang-layang. Ciri khas layang-layang yang ada di Indonesia tidak lepas dari beragam tradisi dan budaya yang memengaruhi bentuk layang-layang yang ada di tiap daerah (Puspoyo)(Almanfaluthi & Juniar, 2020).

DAFTAR ISI

Abd Rahim @ Sulaiman, R., Zahari, S. S., Roslan, N. F., Ahmad Tarmizi, M. S. H., Ismail, A., Mohd Salleh, A. N. R., & Saad, M. H. (2023). Pemikiran visual daripada permainan tradisional kanak-kanak menerusi konsep sosial budaya. International Journal OfArt & Design (IJAD), 7(2), 141--152.

Almanfaluthi, B., & Juniar, J. (2020). Konsep Motion Graphics Pengenalan Layang-Layang Sebagai Budaya Bangsa. Jurnal Desain, 7(2), 99. https://doi.org/10.30998/jd.v7i2.5361

Asih, S. W., & El-Yunusi, M. Y. M. (2024). Permainan Tradisional dalam Membentuk Karakter Anak Usia Dini. Ceria: Jurnal Program Studi Pendidikan Anak Usia Dini, 13(1), 150. https://doi.org/10.31000/ceria.v13i1.10604

Aulia, D., & Sudaryanti, S. (2023). Peran Permainan Tradisional dalam Meningkatkan Sosial Emosional Anak Usia Dini. Jurnal Obsesi: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 7(4), 4565--4574. https://doi.org/10.31004/obsesi.v7i4.4056

Nugrahastuti, E., Puspitaningtyas, E., Puspitasari, M. (2012). Nilai-Nilai Karakter Pada Permainan Tradisional. Prosiding Seminar Nasional Inovasi Pendidikan Inovasi Pembelajaran Berbasis Karakter Dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN, 265--273.

Permainan, E., Bagi, T., Muda, G., Upaya, D., Permainan, P., Sudah, Y., Radyanto, M. R., & Cahyani, A. T. (2022). Program Pasca Sarjana , FEB , Universitas Stikubank Semarang Fakultas Teknologi Informasi Universitas Stikubank Semarang Fakultas Teknologi Universitas Stikubank Semarang Program Magister Manajemen , FEB , Universitas Diponegoro Semarang. 5(2), 96--100.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun