Mohon tunggu...
Dea Resta Lara Shiva
Dea Resta Lara Shiva Mohon Tunggu... Mahasiswa - Tidak ada

Saya seorang Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Permainan tradisional riau

1 Januari 2025   23:56 Diperbarui: 1 Januari 2025   23:56 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Bermain merupakan alat pembelajaran alami pada anak serta suatu karakteristik yang penting dari perilaku anak-anak. Bermain bisa memberikan kontek kepada anak dalam mencapai tujuan pembelajaran yang mendalam menggunakan kegiatan berintegrasi nilainilai fisik, intelektual, spiritual, moral sehingga memberikan kesempatan untuk berkomitmen dalam pertumbuhan, pembelajaran, dan pengembangan anak usia dini. Karakteristik utama dalam permainan anak adalah bersenang-senang dan hiburan. Interaksi yang menyenangkan dengan teman sebaya merupakan kunci terpenting guna menstimulus berbagai pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini (Mukhlis & Mbelo, 2019). Bermain dengan belajar adalah proses belajar yang digunakan untuk pemenuhan kecerdasan sosial emosi anak dengan suatu kegiatan sebagai sarana memberikan kesempatan bersosialisasi terhadap anak untuk menemukan, berkreasi, bereksplorasi, mengekspresikan perasaan, belajar secara menyenangkan, dan melatih jiwa sosial anak usia dini  (M. Y. Lubis, 2018).                   

Permainan tradisional dibentuk oleh lingkungan dan budaya local sehingga melahirkan perbedaan pada setiap daerah di Indonesia. Permainan tradisional anak usia dini biasanya memadukan beberapa ilmu terkait nilai budaya dan keterampilan yang terbentuk dari masa ke masa berdasarkan kedekatan antara kelompok dan lingkungan bermain anak (Ramadhani & Fauziah, 2020). Hal senada juga dikemukakan oleh Afrianti bahwasanya  permainan tradisional bisa menjadi alternatif dalam media pembelajaran yang digunakan guna mengeksplorasi kecerdasan sosial dan emosi anak usia dini. Terdapat beraneka ragam permainan tradisional yang bisa dimodifikasi dan disesuaikan dengan keadaan anak. (Afrianti, 2018). Selain itu, Afrianti juga mendefiniskan bahwa nilai atau manfaat yang terdapat dalam permainan tradisional bersifat menggembirakan dan dapat menumbuhkembangkan sikap menaati peraturan, menolong rekan, kooperatif menujukkan rasa percaya diri, mengembangkan jiwa sportivitas, dan tidak mudah menyerah. Penelitian yang terkait dengan studi ini dilakukan oleh (Wijayanti, 2018) bahwasanya nilai yang terdapat pada permainan tradisional banyak mengambil berdasarkan nilai leluhur yang berasal dari Indonesia. Selain itu, Wijayanti mengungkapkan Permainan tradisional mempunyai aturan yang sederhana sehingga dapat meningkatkan kemampuan sosial anak usia dini menjadi wujud pendalaman dari budaya lokal terhadap bentuk kebersamaan, kerja sama, serta gotong royong dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat. 

Penelitian lain terkait permainan tradisional yang sudah dilaksanakan, tetapi sekedar  focus terhadap sosial emosioanal anak usia dini. (Darminiasih et al., 2014) yang melakukan penelitian kuantitatif tentang pengimplementasian metode bermain permainan tradisional guna meningkatkan keterampilan berbahasa serta keterampilan sosial emosional anak kelas B di TK Sebana Sari dan hasil penelitiannya membuktikan bahwasanya penggunaan permainan tradisional secara signifikansi dapat mengoptimalkan kecerdasan sosial emosional anak kelas B di TK Sebana Sari Denpasar. Selanjunya penelitian (Wariyanti, 2022) yang berjudul 

Perkembangan Aspek Sosial Emosional dan Sains Anak Usia Dini Melalui Permainan Tradisional Engklek dan hasil penelitian terdapat perkembangan yang optimal serta terdapat penintensifan perkembangan sosial emosional dengan cara bersosialisasi diri anak di RA Miftahul Jannah Langkat. Studi yang terkait dengan penelitian ini yaitu studi yang dilaksanakan oleh (Sujadi, 2019) yaitu penelitian yang berjudul Penerapan Play Therapy Dengan Menggunakan Permainan Tradisional Untuk Meningkatkan Keterampilan Sosio Emosional dan hasilnya menunjukkan pengimplementasian play therapy melalui permainan tradisional sangat bermanfaat guna memaksimalkan keterampilan sosial emosional pada keluarga di panti asuhan. Kemampuan sosial emosional anak dapat distimulasi menggunakan permainan tradisional raba-raba dengan melibatkan kolaborasi regu didalamnya sehingga membuat anak memiliki rasa percaya diri karena dapat bersosialisasi bersama teman, guru, dan orang lain (Suryani, 2019). 

Penelitian studi literatur tentang pentingnya permainan tradisional dalam mengoptimalkan sosial emosional pada anak usia dini juga dilakukan oleh (Desmariani et al., 2021) bahwasnya permainan tradisional engklek bisa meningkatkan sosial emosional anak ketika anak mempunyai kemampuan dalam berkolaborasi, berinteraksi, beradaptasi, berempati, mengontrol diri, menghargai orang lain, dan anak dapat menaati peraturan yang disepakati. Hal senada juga dikemukakan (Kusumawati & Ambarsari, 2021) bahwasanya perkembangan sosial emosional termasuk dalam aspek perkembangan yang seharusnya dirangsang dan dibagikan terhadap anak terutama kepada anak yang kurang bersosialsiasi, kurang bermain Bersama teman, sering menyendiri, kurang mengenal alam sekitar menggunakan permainan tradisional konvensional tetapi bisa memberikan fungsi yang luar biasa apabila pendidik dapat menganalisis manfaat permainan tersebut secara komprehensif. Aspek perkembangan sosial yang dapat dikembangkan pada permainan tradisional yakni anak dapat berkolaborasi, mempunyai rasa empati, bertanggung jawab, jujur, dan melakukan kompetisi yang sehat. Permainan tradisional bisa berpotensi sebagai instrumen dalam melatih serta mengembangkan kecerdasan sosial anak, bekerjasama dengan baik, merangsang anak berbaur dengan teman, melatih sikap empati terhadap teman, melatih persaingan sehat, suportif, jujur, dan membimbing anak bertanggung jawab atas perintah yang diberikan (Hery Yuli Setiawan, 2016)(Aulia & Sudaryanti, 2023).

Tujuan Pendidikan anak usia dini :

  • Agar anak percaya akan adanya Tuhan dan mampu beribadah serta mencintai sesamanya  
  • Agar anak mampu mengelola keterampilan tubuhnya, termasuk Gerakan motoric kasar dan motoric halus serta mampu menerima rangsangan motoric 
  • Anak mampu menggunakan bahasa untuk pemahaman bahasa pasif dan dapat berkomunikasi secara efektif sehingga dapat bermanfaat untuk berpikir dan belajar  
  • Anak mampu berpikir logis, kritis, memberikan alasan, memecahkan masalah dan menemukan hubungan sebab akibat  
  • Anak mampu mengenal lingkungan alam, lingkungan social, peranan masyarakat, menghargai keragaman social dan budaya serta mampu mengembangkan konsep diri yang positif dan control diri.  
  • Anak memiliki kepekaan terhadap irama, nada, berbagai bunyi, serta menghargai karya  Kreatif(Syamsurrijal, 2020).

Contoh permainan tradisional dan nilai-nilai yang tekandung didalamnya(Asih & El-Yunusi, 2024).

No

Nama Permainan Tradisional

Jumlah Pemain

Karakter yang dikembangkan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun