Salah satu permainan tradisional yang mengandung nilai-nilai adalah gobag sodor. Nilai yang terkandung antara lain adalah nilai kejujuran, nilai sportivitas, nilai kerjasama, nilai pengaturan strategi dan nilai kepemimpinan (Siagawati, 2007: 11). Penulis menduga terdapat permainan lain yang memiliki nilai-nilai seperti permainan tradisional cublak-cublak suweng dan engklek(Nugrahastuti, E., Puspitaningtyas, E., Puspitasari, 2012).
Menurut Atik Soepandi, Sekar, dkk, dalam Suryawan (2018) permainan adalah kegiatan yang bersifat menghibur baik yang menggunakan alat ataupun tanpa alat. Permainan tradisional adalah permainan atau aktivitas fisik, yang diwariskan secara turun temurun dari nenek moyang, sebagai sarana hiburan atau untuk menyenangkan hari. Permainan trasisional dapat dikategorikan dalam tiga golongan yaitu permainan untuk bermain (rekreatif), permainan untuk bertanding (kompetitif) dan permainan yang bersifat edukatif.Â
Menurut Yulita (2017) permainan tradisional adalah permainan yang sudah ada sejak zaman dahulu, dimainkan dari generasi ke generasi. Alat bantu permainan tradisional terbuat dari kayu, bambu, batok, dan benda- benda sekitar. Artinya permainan tradisional tidak membutuhkan biaya besar. Adapun alat bantu dalam permainan modern adalah kertas, besi, atau benda lain. Sekarang ini permainan anak semakin berkembang sesuai tuntutan zaman. Anak-anak bermain menggunakan alat teknologi, misalnya telepon genggam, gawai, komputer, laptop, dll.Â
Anak-anak saat ini lebih mengenal permainan point blank, mobile legend, angry bird, Sakura simulator school, pokemon, free fire, dll dibandingkan dengan petak umpet, dakon, betengan, gobak sodor,dll. Dalam permainan modern kemampuan kolaborasi, kerja sama, strategi kooperatif tidak muncul dalam diri anak ketika memainkannya (Agusta, 2019)(Untari et al., 2023).
Kesenian dan permainan adalah keperluan asas kehidupan manusia dan tidak dapat dipisahkan daripada kehidupan masyarakat sehingga hari ini. Bagi menjalankan aktiviti dalam kehidupan, masyarakat tidak ketinggalan mengisi masa lapang dengan pelbagai kegiatan yang dapat menghiburkan hati antaranya menerusi permainan tradisional kanak-kanak yang dikaji. Permainan dihasilkan bertujuan untuk memupuk nilai bagi beradu kemahiran, menguji kecekapan, dan semangat kerjasama antara pasukan yang terlibat.
Masyarakat mempunyai berbagai jenis kebudayaan yang digarap daripada berbagai tingkah laku dan keturunan, Permainan tradisional telah berupaya membentuk sebahagian daripada kehidupan yang dilalui oleh zaman kanak-kanak tersebut. Ianya juga mengukur tahap kemahiran yang diaplikasikan secara sistematik dalam pembuatan permainan yang terlibat yang terhasil daripada persekitaran pemain.
Kanak-kanak adalah pewaris orang dewasa, sehubungan itu mereka perlu diterapkan dengan nilai dan Norma dalam budaya masyarakat agar mereka dapat mengisi tempat tersebut dan melaksanakan peranan yang diharapkan. Mempelajari budaya masyarakat tidak semestinya terbatas dalam ruang lingkup sekolah atau institusi pendidikan formal, sebaliknya boleh berlaku melalui permainan iaitu pendidikan secara informal (Fatimah et al., 2008)
Penelitian dari setiap sudut harus diambil kira termasuklah proses menyalurkan pengetahuan tentang permainan tradisional.
Pendedahan awal seseorang kanak-kanak merupakan proses asas terhadap perkembangan karakter, sosial dan kognitif (Zuriawati et al., 2014). Oleh itu pendidikan dilihat sebagai satu proses yang berterusan dan berkembang serentak bagi membentuk jati diri seawal usia kanak-kanak. Usaha dalam memelihara permainan tradisional perlu dipergiat dan dilaksanakan agar warisan sesebuah bangsa dapat dikenali, dihayati dan diwarisi sepenuhnya(Abd Rahim @ Sulaiman et al., 2023).
Menurut Misbach (2006), permainan tradisional yang ada di Nusantara ini dapat menstimulasi berbagai aspek perkembangan anak, seperti :
- Aspek motorik: Melatih daya tahan, daya lentur, sensorimotorik, motorik kasar, motorik halus.
- Aspek     kognitif: Mengembangkan maginasi, kreativitas, problem solving, strategi, antisipatif,   pemahaman  kontekstual.
- Aspek       emosi:     Katarsis   emosional, mengasah empati, pengendalian diri.
- Aspek bahasa: Pemahaman konsep-konsep nilai
- Aspek sosial: Menjalin relasi, kerjasama, melatih kematangan sosial dengan teman sebaya dan meletakkan pondasi untuk melatih keterampilan sosialisasi berlatih peran dengan orang yang lebih dewasa/ masyarakat.
- Aspek spiritual: Menyadari keterhubungan dengan sesuatu yang bersifat Agung (transcendental).
- Aspek ekologis: Memahami pemanfaatan elemen-elemen alam sekitar secara bijaksana.
- Aspek nilai-nilai/moral : Menghayati nilainilai moral yang diwariskan dari generasi terdahulu kepada generasi selanjutnya(Suryawan, 2020).
Permainan Tradisional Anak Usia Dini