"Selamat pagi, anak Ayah yang paling cantik," sapanya sambil melemparkan senyum hangatnya dan Riri pun melihat Ibunya tersenyum mendengar ucapan tadi.
   "Pagi juga Ayah, tumben ikut sarapan hehe," jawab Riri sambil terkekeh menyindir Ayahnya yang biasanya selalu hilang disaat jam sarapan.
   "Kan ini hari libur sayang, jadi Ayah ada di rumah," ucapnya sambil menyendokkan makanan ke dalam mulutnya. Setelah itu, keadaan pun hening semua sibuk dengan makanannya masing-masing, Ayahnya yang selesai terlebih dahulu pergi begitu saja meninggalkan meja makan.
   "Ibu, mau Riri bantu membereskan semua ini?" Ibunya langsung tersenyum dan menggeleng pelan seraya mengusap rambut Riri, "tidak usah sayang, lebih baik kamu tidur lagi saja sepertinya kamu kurang tidur ya? Matamu terlihat agak berbeda."
   Hampir saja, Riri sudah takut Ibunya menanyakan alasan mengapa matanya terlihat sembab, tetapi untung saja Ibunya tidak langsung menyangka Riri habis menangis semalaman. "Baiklah bu, aku ke kamarku dulu ya bu."
III. The Truth
   Hari-hari berlalu dan seperti biasa tidak ada kejadian apapun, entah belum. Valerie yang sibuk dengan kehidupan sekolahnya membuat dia sesaat melupakan masalah tentang kedua orang tuanya. Namun, tiba-tiba Natha, sahabatnya mengatakan sesuatu yang sangat membuat dirinya terkejut. Natha mengatakan bahwa ia melihat Ayah Valerie makan malam bersama seorang perempuan, dan perempuan itu terlihat lebih muda dari Ibunya.
   "Assalamualaikum, Riri pulang. Ibu dimana?" Ucapnya seraya mencari-cari keberadaan sang Ibu, tak lama sang Ibu datang dari arah dapur sambil tersenyum ke arah Valerie, "waalaikumsalam sayang, ada apa?"
   Saat ini Valerie sedang mengumpulkan keberanian untuk mengatakan mengenai perselingkuhan sang Ayah kepada Ibunya, "aku mau berbicara tentang sesuatu kepada Ibu, ayo duduk dulu bu."
   "Ada apa sayang?" Tanya sang Ibu sambil mengelus pelan rambut Valerie.
   "Ibu, kenapa Ibu gak jujur aja sama Riri kalo Ayah benar-benar selingkuh dari Ibu," ucapan Valerie terhenti beberapa detik karena ia harus menahan air matanya agar tidak keluar. "Ibu jangan mempertahankan sesuatu yang akan menyakitkan Ibu nantinya, aku tidak mau terus melihat Ibu di sakiti Ayah," ucapnya sambil memegang tangan sang Ibu yang sudah menangis sejak Valerie memulai pembicaraan mereka.