Terbukti, saat pemilu presiden tahun 2019 yang lalu, Syarikat Islam mampu melaksanakannya dan tidak terbawa kepada politik praktis dan tetap menjaga netralitasnya hingga sekarang. Beberapa pendapat untuk menjadi masukkan bagi pemerintah pun sering ditulis dan disampaikan oleh Ketua Umum Pimpinan Pusat/Lajnah Tanfidziyah Syarikat Islam.
Tantangan yang dihadapi oleh Syarikat Islam setelah ‘babak belur’ oleh konflik internal adalah konsolidasi organisasi. Setelah itu, baru berbicara kontribusi organisasi.
Perihal bagaimana memberikan kontribusi, saya teringat ungkapan “Syarikat Islam itu seperti mobil mewah yang sudah lama terparkir”.
Seperti halnya mobil yang terparkir, Syarikat Islam pun terkesan hanya berdiam diri alias tidak mampu bergerak dalam memberikan kontribusinya terhadap perkembangan umat dan bangsa. Padahal, mobil yang terparkir itu adalah mobil mewah.
Mobil mewah yang punya kontribusi yang sangat besar bagi kemerdekaan bangsa dan negara. Catatan sejarah dimulai melalui perjuangan seorang Haji Oemar Said Tjokroaminoto yang konsisten untuk melawan penjajah yang dilanjutkan oleh salah seorang muridnya, Ir. Soekarno yang kita kenal sebagai seorang proklamator dan presiden pertama Republik Indonesia.
Peran Organisasi Serumpun
Sebagai organisasi sosial kemasyarakatan, Syarikat Islam memiliki beberapa organisasi serumpun atau organisasi otonom. Adapun beberapa organisasi serumpun yang saya ketahui adalah Pertahanan Ideologi Sarekat Islam (PERISAI), Serikat Mahasiswa Muslimin Indonesia (SEMMI), Sako Pramuka Siap, Gerakan Tani Syarikat Islam (GERTASI), Pemuda Muslimin Indonesia, Syarikat Islam Tanggap Bencana (SIGAP), Gerakan Organisasi Buruh Syarikat Islam (GOBSI), Serikat Pelajar Muslimin Indonesia (SEPMI) dan Wanita Syarikat Islam (WSI).
Peran organisasi serumpun dalam melakukan gerakan cukup besar. Kegiatan-kegiatan pun banyak dilakukan oleh organisasi serumpun. Semua kegiatan dilakukan dengan tujuan mengenalkan Syarikat Islam kepada masyarakat, terutama bagi generasi milenial yang tahu Syarikat Islam hanya dari buku pelajaran Sejarah.
Saya melihat dengan sangat objektif bahwa tidak semua organisasi serumpun yang mampu melakukan pergerakan secara massif. Beberapa organisasi serumpun masih belum bisa melakukan kegiatan alias vakum.
Padahal, Hamdan Zoelva selaku Ketua Umum sudah memberikan kebebasan bagi organisasi serumpun untuk berkarya dan berkegiatan. Beliau pun siap memberikan dukungan penuh terhadap semua karya dan kegiatan yang dilakukan organisasi serumpun.
Saya sebagai pengurus Pimpinan Pusat Pertahanan Ideologi Sarekat Islam (PP PERISAI) dan pengurus Tjokroaminoto Institute (lembaga yang menyelenggarakan Sekolah Politik Kebangsaan HOS Tjokroaminoto) pun merasakan bagaimana dukungan yang diberikan oleh Hamdan Zoelva untuk setiap kegiatan yang digelar oleh PERISAI dan Tjokroaminoto Institute.