Mohon tunggu...
Dayu Rifanto
Dayu Rifanto Mohon Tunggu... Pengajar -

Pengajar, Pegiat Sosial. Blogger, Menyukai memasak. Pendiri @Bukuntukpapua

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Widiang Maharani Maidepa, 7 Tahun bersama Rumah Baca Angkasa

3 Juli 2015   17:27 Diperbarui: 3 Juli 2015   17:27 149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Apa saja yang dirasa sudah dibantu oleh jejaring inisiatif peduli pendidikan @bukuntukpapua?

Banyak, karena dengan berjajaring saya mendapat support buku-buku, selain itu volunteer yang datang dan membantu di rumah baca mengetahui inisiatif yang saya lakukan karena media sosial @bukuntukpapua memberitakan yang saya lakukan, selain pertemanan melalui grup whatssapnya. Menambah teman sekaligus saudara. Jadi singkatnya, dengan bantuan itu akhirnya banyak yang membantu inisiatif Rumah Baca Angkasa yang saya kelola.

Apakah Mama Rani mengetahui inisiatif serupa di Jayapura?

Sepertinya ada beberapa, antara lain di Pasar Inpres, di Dok 9, juga Taman Membaca Kali Kemiri dengan Nely Sarwom sebagai pengelola, juga ada kawan-kawan di Gerakan Papua Mengajar dengan Agus dan kawan-kawan disana, juga ada yang saya baru tahu rumah baca Lereng Cycloop. Ada  yang awalnya seperti yang saya lakukan tapi lama kelamaan menjadi PAUD. 

Saya sendiri merasa lebih cocok jika menjadi perpustakaan, rumah baca, dengan segala usia dapat datang dan membaca disini. Senang juga rasanya jika inisiatif-inisiatif mandiri ini bisa saling support, terhubung satu dengan lainnya karena dengan begitu kami bisa saling berbagi buku, berbagi pengetahuan.

Apa impian terbesar dari seorang Mama Rani?

Buku !. Impian memiliki perpustakaan umum untuk anak-anak sudah lama sekali menghantui. Dan terwujud salah satunya berkat donasi buku oleh BUP. Itu sebabnya kami langsung bongkar garasi, di sekat menjadi perpustakaan kecil. Saya tidak ingin anak-anak yang datang hanya diam membaca saja, tapi di perpustakaan itu mereka bisa belajar banyak hal. Terkadang juga seringnya ada anak-anak yang curhat atau berbagi cerita. 

Ingin juga punya mobile library atau perpustakaan keliling, jadi menjangkaunya lebih luas lagi.

Saya pernah diwawancara salah satu stasiun TV sebelum Jaya TV dan ada pertanyaan seperti ini. Saat istirahat, mereka bilang, Mama Rani, ada mobil perpustakaan keliling dari salah satu instansi yang mereka tahu tidak sering beroperasi dan kata mereka sepertinya boleh dipakai, wah gila rasanya, dengar hal itu rasa rasanya impian saya sedang dalam perjalanan mendekati diwujudkan. 

Saya juga ingin sekali dapat membuat volunteer tetap, yang rutin datangnya, karena terkadang hanya saya sendiri yang menangani anak-anak, bisa dibayangkan kan kalau pas sendirian dan kebetulan ada anak-anak yang masih cukup kecil juga ikut datang bermain.

Bagaimana Mama Rani melihat pentingnya mengajarkan cerita-cerita lokal, cerita rakyat, budaya kepada anak-anak dan apakah mudah mencari buku-buku bermateri konteks lokal?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun