Mohon tunggu...
D. Rifanto
D. Rifanto Mohon Tunggu... Konsultan - Membaca, menulis dan menggerakkan.

Tinggal di Sorong, Papua Barat. Mempunyai ketertarikan yang besar pada isu literasi dan sastra anak, anak muda serta pendidikan masyarakat. Dapat dihubungi melalui dayurifanto@gmail.com | IG @dayrifanto

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Margired Pondajar : Penulis Buku Anak di Manokwari.

22 November 2021   06:13 Diperbarui: 7 Januari 2022   21:28 175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sa selalu bilang ke anak-anak, bahwa menulis itu seperti orang terbang. Mengapa terbang? Karena kalian mengeluarkan semua pemikiran dan imajinasi, dia melayang-layang di luar pikiran. Yang ada di dalam diri kalian itu dicurahkan keluar.

Saya membuat poster dalam kelas bertuliskan "Aku dan literasi" kumpulan tulisan awak kabin kelas 7 H. Hal ini memunculkan tanya dari anak-anak, awak kabin itu apa ? Ini perlu dimaklumi, sebab di kelas kami yang pernah naik pesawat mungkin 6 sampai 7 orang saja. Lalu sa bilang ke mereka, anak-anak kelas ini ibarat kitong di pesawat, kitong ini penumpangnya di dalam. 

Jadi penumpang yang terbang diatas awan pasti melihat semua dunia, ibarat seseorang yang sedang membaca dan menulis. Semakin banyak ko membaca, semakin banyak kau bisa punya ide untuk dituangkan dalam tulisan. Istilah-istilah yang saya buat dirasa asing oleh beberapa orang, tetapi buat saya tidak, karena itu adalah bentuk kreativitas.

Misalnya istilah awak kabin. Jadi anggap saja kalau ibu masuk kelas, ini kitong sedang dipesawat. Anak-anak serempak bilang : Okeee. Jadi kemudian pake istilah "Bagaimana anak-anak, siap ? Ayo kencangkan sabuk pengaman kalian, kita akan terbang. Langsung anak-anak dong tepuk tangan dan mulai menulis, semoga keriangan dan keseruan ini membuat anak-anak lebih lepas dan terbiasa menulis.

Saya juga mau cerita, kalau di rumah, anak pertama saya mulai menyukai menulis. Sekarang ini ia sedang menulis cerita pendek dan saya membimbingnya untuk menuliskan buku seri hewan endemik Papua. Begitu bergetar dan haru hati saya saat membaca buku catatan anak saya ini dan ia menuliskan "Mamaku adalah guru privatku dalam menulis, mama adalah co-pilotku dalam menulis saat imajinasiku terbang mama selalu ada di samping setia membantu".

***

Tentang Margriet Pondajar

Seorang Guru SMPN 2 Manokwari ini selain mengajar juga mengelola Rumah Pintar Biriyoshi yang menyelenggarakan kegiatan belajar membaca dan menulis untuk anak -- anak di Kampung Biriyoshi. (Dayu Rifanto)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun