"Ini seperti sebuah manifest bahwa kita tidak hidup sendiri, ada yang namanya virus yang rumahnya dirusak di alam yang kemudian dia yang semula jauh dari kita makin mendekat, kemudian setelah bertemu dengan manusia menyebabkan penyakit," katanya.Â
Menurutnya, berbicara tentang krisis iklim global, penyakit berskala global akan terus muncul karena cara pengrusakan lingkungan tidak berubah.Dia percaya bahwa ekofeminisme tidak hanya melihat perempuan menjaga alam, tetapi juga merupakan lensa untuk melihat krisis sosial ekologis saat ini dan hubungannya dengan apa yang dialami perempuan.
Pengawasan Lingkungan oleh  DPR RI
Azikin Sholtan, anggota komisi IV DPR RI, menjelaskan bahwa kerusakan lingkungan disebabkan oleh dua hal: peristiwa alam dan aktivitas manusia. Aktivitas manusia, antara lain, disebabkan oleh adanya tambang, yang memiliki dampak positif bagi pengelolanya tetapi tidak memenuhi kewajiban reklamasi.Â
"Ini fakta yang kami lihat dalam beberapa kunjungan kami di beberapa tempat, bahwa banyak bekas tambang ditinggalkan begitu saja padahal ada aturan-aturan yang ditandatangani berdasarkan perjanjian bahwa setelah kelola tambang mereka berkewajiban melakukan reklamasi. Yang paling memprihatinkan adalah rusaknya kawasan hutan, yang memang sangat bermanfaat bagi manusia, baik disebabkan oleh tambang legal dan ilegal maupun sebab lainnya."
Azikin juga mengatakan bahwa sampah medis dan non-medis mencemari lingkungan, yang telah menarik perhatian DPR dan membuat teguran untuk melakukan pengawasan.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H