[8] Nino Oktorino. Runtuhnya Hindia Belanda. Jakarta, PT Elex Media Komputindo, 2013, Hlm 36.
[9] M. C. Ricklefs, Sejarah Indonesia Modern 1200-2004, Jakarta, PT Serambi Ilmu Semesta, 2007, Hlm 406
[10] Untuk wilayah Tarakan, Kalimantan, sumber minyak dieksploitasi oleh Angkatan Laut. Sedangkan untuk wilayah Palembang, Sumatera, minyak dieksploitasi oleh Angkatan Darat. Pembagian wilayah ini didasarkan pada Persetujuan Pusat Pimpinan Angkatan Darat Jepang dan Angkatan Laut Jepang (Rikukaigun Chuo Kyotei), ditentukanlah wilayah “Hindia-Belanda” sebagai berikut: Angkatan Darat Jepang memerintah Jawa dan Sumatera sedangkan daerah lainnya berada di bawah kekuasaan Angkatan Laut Jepang. Ken’Ichi Goto, Op. cit., hlm. 107.
[11] Pada tahun 1941, Angkatan darat Jepang melakukan riset untuk memberdayakan orang-orang Jepang yang ada di Hindia-Belanda, untuk kepentingan ekspansi. Berdasarkan data yang terkumpul, terdapat 51 asosiasi yang didirikan oleh orang Jepang di Hindia-Belanda. Dari 51 asosiasi yang ada, 26 berasal dari wilayah Jawa, 13 dari wilayah Sumatera, 8 dari wilayah Kalimantan, 2 dari wilayah Sulawesi, dan 4 dari wilayah kepulauan timur. Ibid., Hlm 244-245.
[12] Ahmad Subardjo Djojoadisuryo, Kesadaran Nasional Sebuah Otobiografi, Jakart, Penerbit PT Gunung Agung, 1978, Hlm 204-205.
[13] Sebenarnnya masih ada beberapa penyebab Jepang hadir di Hindia Belanda, Seperti terjadinya Embargo minyak dari Amerika dan Inggris, tidak bisa kembali menginvasi wilayah Barat karna sudah dikuasai bangsa Eropa, serta permasalahan pembatasan Angkatan laut yang menurut Jepang tindakan tersebut sangatlah tidak adil antar masing – masing negara.
Referensi
Buku
Ahmad Subardjo Djojoadisuryo, Kesadaran Nasional Sebuah Otobiografi, Jakarta, Penerbit PT Gunung Agung, 1978.
Direktorat Sejarah, Hubungan Indoensia dan Jepang Dalam Lintasan Sejarah, Kemdikbud, Jakarta, 2018.
Direktorat Sejarah, Bibliografi Beranotasi Sumber Sejarah Masa Pendudukan Jepang Di Indonesia, Kemdikbud, Jakarta, 2018.