karena onkosnya yang masih murah, harus bisa kejar setoran, awalnya saya kebingungan, lalu saya lihat ada yang tidak beres, karena yang meledak adalah ban yang baru diganti, setelah saya amati, ban dijual oleh sopir, diganti ban yang sudah terpakai, sehingga wajar bila meledak, lalu saya buat stempel dari besi, terinspirasi dari cap kuda pada film koboi, jadi saya pakai no polisi truk dan tanggal ganti ban, semenjak itu ban meletus sudah engga terjadi lagi.
Seingat saya bekerja dari jam 6 pagi, semua urusan operasional sampai urusan bank , lalu survey lokasi tambang tanah liat, di Sukabumi dan Cipanas Kabupaten Lebak Banten, saya lakukan secara rutin setiap hari, sehingga saya terbiasa pulang malam, saya sangat bersemangat bekerja karena merasa ini kesempatan saya bisa punya pengalaman kerja, satu saat saya akan menjadi pengusaha, itu harapan saya.
4 tahun saya bekerja di perusahaan keluarga tersebut, lalu saya mengundurkan diri karena sudah tidak berkembang lagi, usaha sebelumnya hanya mengurus angkutan leveransir dan tanah liat, saat saya kelola perusahaan menjadi suplier tanah liat langsung ke pabrik-pabrik keramik yang ada di Jawa Barat dan juga tetap mengerjakan leveransir bahan bangunan, dari awalnya mengurus 19 unit truk terdiri dari 8 truk Colt Diesel + 11 truk Fuso, saat saya tinggalkan ada 33 unit truk , 12 truk Colt Diesel dan sisanya truk Fuso dan Tronton,
dan saya merasa punya pengalaman yang cukup untuk menjadi usahawan, setelah saya mengundurkan diri pengganti saya 4 orang, masing-masing mengurus satu pekerjaan, dari administrasi, operasional, administrasi Bank dan mengurus supplier tanah liat, disitu Owner baru menyadari kualitas pekerjaan saya, dimana semua pekerjaan selama ini hanya saya sendiri yang kerjakan, semua karena motivasi dan focus bekerja, membuat saya bisa mengerjakan semuanya.
Pekerjaan ke tiga menjadi Manager Operasional Dealer Gas Elpiji di kota Bogor.
Lalu saya ditawari oleh keluarga istri saya untuk mengelola Dealer Gas Elpiji di Kota Bogor, disini saya harus mulai usaha dari 0, dari pengurusan administrasi perusahaan, mencari gudang sampai membeli kendaraan operasional, semua saya kerjakan sendiri, sebagai perusahaan Dealer Elpiji termuda, saya cukup tahu diri untuk tidak gegabah dalam bekerja, saya targetkan perhari bisa menjual 100 tabung isi 12 kg, selama 2 minggu operasional saya hanya bisa menjual 11 tabung isi 12kg, jauh dari target saya sendiri,'
selama 2 minggu saya belajar strategi dan melatih anak buah yang 90% bukan mantan pekerja Elpiji, hanya 1 Orang saja yang sudah pengalaman di Elpiji, saya pelajari ternyata 4 dealer yang ada menutup celah saya masuk menjual Gas Elpiji ,sehingga saya selalu di tolak untuk menawarkan jualan saya, lalu saya memulai dengan membuat brand “JAMINAN ISI GAS PENUH” saya tulis besar-besar di belakang bak truk pengangkut, samping kiri, samping kanan dan depan, sesuatu yang belum pernah dilakukan dealer gas Elpiji manapun, lalu saya menjemput bola,
tiap hari anak buah saya perintahkan menelepon semua agen dan toko yang menjual Gas Elpiji, bila ada yang kosong maka saya langsung isi, dan saya memulai dari luar kota Bogor, saya memulai ke Cipanas, saya ingat bagaimana saya meyakinkan Ci Yungyung seorang perempuan tangguh, berumur 60 th, yang masih gesit menjual Gas Elpiji di daerah Cipanas, mulai dari situ penjualan Gas Elpiji bisa menutup target saya 3.000 tabung isi Gas Elpiji 12 kg dalam sisa 2 minggu dibulan pertama.
Saya menerapkan target harian, target bulanan, setiap target harian tercapai, maka semua staff mendapat bonus 1 bungkus nasi padang, bila target bulanan tercapai maka semua karyawan dan keluarga di undang syukuran makan nasi ayam bekakak, sehingga semua karyawan merasakan berkat setiap ada peningkatan pendapatan dan mereka merasakan memiliki perusahaan, dan itu memotivasi mereka, dalam 6 bulan saya berhasil menjual rata-rata 1.000 tabung isi Gas Elpiji per harinya, sedangkan distribusi isi Gas Elpiji saat tahun 1994 hanya 3.000 – 4.000 tabung, dibagi 5 Dealer maka saya mendapat rangking ke 2 terbanyak, dengan pegawai sedikit, armada juga hanya 5 unit saja.
Dalam system penggajian, saya amati selalu saja ada pegawai yang kasbon, karena saya amati saat gajian mereka harus bayar hutang, dan sisanya hanya cukup beberapa hari saja, sehingga saya rubah system penggajian mereka, saya buat gaji harian untuk uang makan + uang bonus antar, gajian mingguan untuk lembur dan kebersihan kendaraan, dan gajian bulanan, sehingga dengan jumlah pendapatan yang sama, hanya dibantu pengaturannya, karyawan saya tidak ada yang kasbon lagi, sehingga perusahaan kami sangat berkembang pesat.
Wirausaha pertama, saya gagal karena kena sakit hepatitis.