hidup harus OPTIMIS
Pengalaman adalah guru yang terbaik, begitu kata pepatah yang sering kita dengar, dan memang disaat krisis ekonomi, banyak perusahaan yang membutuhkan karyawan yang “berpengalaman” disbanding yang mempunyai gelar yang banyak, ini terjadi dalam karir saya, dan saya mau bagikan buat teman-teman kompasianers semua.
Pengalaman kerja pertama ,belajar cuci photo
Pengalaman pertama saya belajar bekerja saat saya kelas 2 SMP, saya belajar jadi ajudan kakak angkat saya, ajudan pegang lampu blitz photographer, biasa ikut memotret pengantin, yang saya ingat harus gesit dan cekatan, kamera selalu ada 3 buah, dimana saya harus cepat mengganti roll film yang habis, camera jadul masih manual pengoperasiannya, sehingga memang harus cepat dan akurat, bila tidak maka momentnya akan terlewat, bila itu terjadi maka akan dapat complain dari keluarga pengantin, dan pasti tidak akan dapat rekomendasi yang baik,
pengalaman itu pula yang membuat saya selalu kerja cepat, saya juga belajar mencetak photo hitam putih, saya cukup paham bekerja dikamar gelap…..sesungguhnya engga gelap banget, masih ada cahaya lampu warna merah, saya juga engga tahu kog disebut kamar gelap, harusnya kamar remang-remang….eh salah, remang-remang konotasinya selalu negative ya….he he he.
Pekerjaan pertama di perusahaan kontruksi di Bali
Lulus SMA tahun 1989 saya mulai bekerja di Bali, tepatnya saat pembangunan Bali Padma Hotel di Jl Legian Kuta Bali, saya bekerja selama 11 bulan, pertama kali bekerja saya dipercaya mengatur administrasi dan keuangan, saya harus belajar cepat untuk stok opname, untuk mengukur volume pekerjaan, menghitung pekerjaan kontruksi besi beton, dan mensuplai kebutuhan pasir, koral dan batu kali, kesempatan saya untuk belajar hal-hal baru, saya cukup tahu diri anak baru lulus SMA umur 19 th masih miskin pengalaman, harus bisa bekerja baik, dan tentu saja harus jujur.
Para mandor yang bekerja dengan perusahaan semuanya merasa puas, terbantu karena saya tidak suka memotong hak mereka, saya selalu membayar tepat waktu, sehingga mereka bekerja cukup bagus, dan semua pekerjaan yang saya kerjakan tidak ada kendala, semua berjalan baik, seingat saya pembayaran projek sampai Rp 40 jutaan perminggu, saat itu di Bali masih aman, sehingga uang saya taruh dibawah bantal saja he he he, gajian tukang baru Rp 3.750,- / hari, kenek tukang Rp 2.750 / hari kalau kenek wanita Rp 1.750,- / hari, makan nasi janggo Rp 300,- / bungkus, wah masih murah ya…..saya belajar banyak selama bekerja di Bali, dari hitungan tersebut maka uang Rp 40 jt sangatlah besar.
Pekerjaan ke dua menjadi pengurus perusahaan truk di Bogor.
Lalu saya kembali ke Bogor, saya diserahkan tugas mengurus truk perusahaan keluarga yang sama dengan perusahaan di Bali, saya harus mengurus administrasi dan operasional truk, belajar mempelajari onderdil, kapan ganti oli, kapan ganti ban, semua saya amati, dan selalu saja ada celah kenakalan sopir, ban sering meledak, karena memang muatan minimal 15 ton tanah liat untuk bahan baku keramik harus diangkut truk Fuso,