"Lemah Geni? Makhluk di hutan sana itu tidak bisa kau taklukkan. Dia bukan tandinganmu."
"Benar. Cenayang juga bilang begitu padaku. Setan api itu tidak bisa dikalahkan manusia atau naga. Ia hanya bisa dipindah ke tempat lain. Dan cara memindahkannya adalah dengan tetesan air terjun itu."
"Ah, jadi begitu. Aku tidak tahu untuk apa kau berniat menyingkirkannya. Makhluk itu mengerikan! Ia memakan orang, hewan dan membakar hutan disana -- sini. Kami saja yang tinggal disini tak ingin bertemu makhluk itu, tapi kau justru malah mencarinya?"
"Benar. Karena makhluk itu menghalangi temanku untuk pergi ke kota. Jadi mau tidak mau aku harus menyingkirkannya."
"Kami salut dengan keberanianmu. Sekarang istirahatlah dulu. Pulihkan tenagamu, karena kau akan melanjukan perjalanan."
**
Selama beberapa hari, pemuda itu tinggal disana dan ditemani oleh warga gunung. Ia sudah pulih.
Di suatu malam, mereka berpesta di tengah api unggun. Orang -- orang gunung itu asyik makan sate. Si pemuda juga ikut, lalu ia membawakan sepotong sate telur puyuh kepada sang pemimpin.
"Terimakasih." Kata si pemimpin orang gunung.
"Tidak, akulah yang berterimakasih. Berkat kalian, aku selamat."
"Itu terjadi begitu saja. Jangan terlalu dipikirkan."