"Sepertinya kau bukan orang sini. Kami belum pernah melihatmu."
"Benar. Aku tinggal di pinggir hutan. Aku mau pergi ke air terjun di puncak. Namun di tengah jalan, serigala itu menyerangku dan aku terjatuh dari tebing. Untunglah berkat pertolongan kalian aku bisa selamat."
"Jadi begitu. Aku beritahu, bukan hanya kau saja yang mencari air terjun itu. Ada beberapa orang lagi yang mencarinya. Dan gunung ini banyak hewan buasnya. Aku sarankan kau jangan meneruskan perjalanan. Kembalilah ke desamu, disana masih ada hal yang bisa dilakukan."
"Ya, aku sudah merasakan sendiri. Serigala tadi tak bisa kukalahkan, dan mungkin di depan sana ada hewan yang lebih kuat."
Pemuda itu memegang tombaknya.
"Tapi aku sudah berjanji kepada temanku untuk menemukan air terjun itu. Jadi aku tidak bisa berhenti disini."
Orang gunung itu melihat tombak pemuda.
"Tunggu dulu. Rasanya aku tidak asing dengan tombak ini. Ada ukiran khusus di gagangnya. Darimana kau dapat ini?"
"Dari seorang temanku. Ia tinggal di pinggir hutan juga, tak jauh dari tempat tinggalku."
Orang -- orang gunung itu saling berbisik.
"Temanmu itu.. Apa dia seorang cenayang?"