Keterkungkungan keberadaan Anies Baswedan karena sikap ambivalen partai Nasdem bisa jadi di dobrak Anies Baswedan di tahun 2023 demi kepentingan meningkatkan elektabilitasnya sehingga akan mempengaruhi ritme persaingan politik sepanjang tahun 2023.
Perubahan gaya politik yang dilakukan Anies Baswedan di tahun 2023 sah-sah saja sebagai sebuah strategi dan taktik politik untuk meningkatkan elektabilitas, hanya saja diharapkan tidak akan memainkan politik identitas yang rawan menimbulkan gesekan "fragile", gampang pecah jadi kerusuhan sosial.
Selain kuatir akan munculnya kembali politik identitas yang mengkuatirkan di tahun 2023. Berdasarkan dinamika politik yang berkembang di akhir tahun 2022, bibit kegaduhan politik juga bisa ditimbulkan oleh gugatan terhadap profesionalitas kinerja KPU RI dalam mengatasi kecurigaan partai politik tidak lolos verifikasi atas dugaan pelaksanaan verifikasi partai politik diduga tidak fair play.
KPU sebagai institusi independen dan lembaga yang paling bertanggungjawab dalam pelaksanaan pemilu yang baik dan benar sangat berisiko menimbulkan kegaduhan politik sepanjang tahun 2023 jika tidak bisa mengatasi dugaan perbuatan curang yang dialamatkan ke KPU.
Partai politik yang tidak lolos verifikasi faktual sebagai peserta pemilu 2024 sudah menunjukkan geliat menggugat kredibilitas KPU yang rawan menimbulkan kegaduhan politik dan memiliki potensi mengganggu kelancaran pelaksanaan Pemilu 2024.
Keleideskop politik 2022 ini hanya bagaikan sebutir pasir di tengah hamparan tepian pantai yang bertujuan bukan mengundang pesisisme, tetapi hanya sebagai sebuah wahana refleksi mengakhiri tahun 2022 diharapkan bermanfaat sebagai bingkai pemikiran mendukung lensa meneropong kemungkinan atmosfir tahun politik 2023 yang akan dimasuki Bangsa Indonesia di tahun depan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H