Jika hal seperti ini tetap berlangsung maka tahun politik 2023 akan diwarnai atmosfir kegaduhan politik yang tidak produktif, tidak mempertimbangkan kualitas pemilu tapi hanya mengutamakan pemilu prosedural demi kepentingan sempit menang atau kalah.
Pemilu seyogianya sebagai kanal dan sarana artikulasi harapan dan kepentingan masyarkat umumnya dilaksanakan dengan menawarkan ide atau nilai-nilai lewat visi dan misi menarik dan berorientasi kepada kemajuan kehidupan berbangsa dan bernegara.
Namun karena kemiskinan ide dan prestasi para punggawa politik dewasa ini ternyata hanya mampu menawarkan wacana yang menimbulkan polarisasi dan fragmentasi politik mengandung unsur adu domba sesama warga negara.Â
Demikian juga partai politik pemilu yang tidak lolos proses verifikasi, salah satu diantaranya Amien Rais yang membidani kelahiran Partai Ummat, menjadikan pihak istana sebagai pihak tertuduh utama penyebab partainya tidak lolos verifikasi.
Tidak bisa dipungkiri cara berpolitik seperti ini diprediksi akan tetap berlangsung sepanjang tahun 2023, oleh karena itu dibutuhkan kesadaran bersama untuk memilah mana sebenarnya yang benar, dan mana yang salah.
Disisi lain perlu diberikan apresiasi kepada elit partai papan atas, dan partai papan menengah yang melakukan soft strategy menghadapi perhelatan pemilu 2024.
Partai Golkar dan Partai Gerindra tahun 2022 telah melakukan penjajakan format koalisi dan menggadang-gadang capres yang akan diusung namun dilakukan dengan tidak mengundang kegaduhan sebagai ekspresi jiwa kematangan berpolitik dan menunjukkan diri sudah banyak makan garam kehidupan politik.
PDI Perjuangan sebagai salah satu partai politik yang bisa mengusung dan mencalonkan pasangan Capres tanpa koalisi sampai hari ini tetap konsekuen tidak mau ikut latah mendeklarasikan Capres, padahal banyak publik sangat mengharapkan PDI Perjuangan memutuskan siapa calon presidennya sebagai salah satu barometer yang mempengaruhi warna kontestasi pilpres 2024.
Tidak dapat dipungkiri PDI Perjuangan merupakan salah satu instrumen politik yang harus diperhitungkan dalam mewarnai kontestasi pemilu 2024. Sikap PDI Perjuangan yang memilih sikap tidak mengumbar syahwat pilpres turut menjadikan atmosfir politik kondusif sepanjang tahun 2022.
Keputusan PDI Perjuangan memutuskan Capres usungannya di tahun 2023 sudah barang tentu akan mempengaruhi warna persaingan pemilu tahun politik 2023.
Uniknya Partai Nasdem yang secara konstitusional tidak memenuhi syarat mengusulkan Capres tanpa koalisi dengan partai lain justru tampil terdepan mendeklarasikan Capres besutannya sehingga format koalisi yang belum juga terwujud sampai penghujung tahun 2022 akan menyisakan melodrama bersambung hingga tahun 2023.Â