Kita dapat mengamati sendiri dalam hidup harian kita, banyak pejabat yang terjerat kasus korupsi, atasan membunuh bawahan, dan lain-lain. Para pelakunya bukan orang bodoh. Mereka adalah orang pintar. Yang kurang dalam diri mereka adalah tidak bijaksana mengelola hidup atau tidak bijaksana mengatasi persoalan.
Pendidikan kita saat ini perlu diarahkan agar tidak hanya menghasilkan pribadi-pribadi yang pintar, tetapi pribadi-pribadi yang bijaksana.
SOCIALITAS (Kebersamaan/ Solidaritas)
Pembinaan Socialitas berkaitan dengan penumbuh-kembangan respek, solidaritas, kepedulian atau kepekaan, serta tanggungjawab terhadap sesama.
Di seminari, hal ini dilakukan melalui terlibat aktif dalam kegiatan harian, pelayanan dan perhatian pada teman, kegiatan live-in, kunjungan kelurga atau kerabat, kontak sosial dengan orang miskin dan terlantar.
Aspek pembinaan ini dapat dikembangkan dalam pendidikan secara umum. Pendidikan yang selalu mengarahkan prestasi pribadi perlu dikritisi. Alangkah lebih baik mereka diarahkan untuk mengejar prestasi bersama.
Dalam kaca mata yang berbeda, mengejar prestasi pribadi dapat memacu siswa untuk memiliki daya saing, namun ada efek samping yang perlu diantisipasi. Kepedulian teman sebaya yang kurang mampu memahami pelajaran, sikap respek dan solidaritas dalam hidup bersama di masyakat, perhatian pada sesama yang berkekurangan, merupakan nilai-nalai socialitas yang hendaknya dikembangakan dalam pendidikan kita.
Inilah beberapa pilar pendidikan holistik dari peninggalan jejak kolonial yang dikembangkan di seminari-seminari. Semoga dapat menginspirasi kita dalam pengembangan pendidikan kita sehingga dapat mewujudkan pendidikan yang lebih berkualitas.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI