Secara fisik hal praktis yang dilaksanakan untuk mengembangkan aspek ini adalah olahraga secara teratur, rekreasi, kerja tangan (opus). Sedangkan pendewasaan diri dikembangkan melalui bimbingan dan konsultasi pribadi, bimbungan berkaitan dengan karakter dan etiket sopan santun, bimbingan untuk disiplin, tekun, jujur, kreatif, inisiatif, mengelola keuangan pribadi.
Beberapa nilai dari pilar sanitas bisa dikembangkan untuk pendidikan kita. Pendidikan olah raga di sekolah tidak hanya ditujukkan agar siswa mengetahui materi pelajaran tertentu tetapi juga diarahkan agar siswa membiasakan diri untuk hidup sehat dengan cara olahraga secara teratur.
Sosialiasi tentang kesehatan makanan, pergaulan, pendidikan seksualitas, penyakit menular, cara hidup sehat, perlu senantiasa digaungkan. Mengingat, akhir-akhir ini, penelitian menunjukkan bahwa jumlah perokok dari kalangan anak dan remaja (usia sekolah), meningkat. Hal ini bisa menjadi catatan penting untuk perbaikan kualitas pendidikan kita,dari aslpek sanitas.
SCIENTIA (Pengetahuan)
Pendampingan Scientia itu berupa pengembangan terbimbing dalam ilmu pengetahuan, keterampilan, dan organisasi (kepemimpinan); pembiasaan proses berpikir logis dan kritis, pengembangan kebiasaan membaca; pengembangan potensi-potensi diri dalam berbagai keterampilan; penguasaan ilmu dan teknologi.
Hal yang dilakukan di seminari berkaitan dengan aspek scientia adalah, melakukan proses pembelajaran sesuai kurikulum nasional dan kurikulum seminari, jam belajar pribadi, literasi, laporan buku dan diskusi buku, ketrampilan jurnalistik, dan latihan kepemimpinan.
Aspek pengetahuan tidak hanya dikembangakan dengan menerima pelajaran dari guru sesuai dengan materi kurikulum yang diberikan. Diharapkan agar masing-masing satuan pendidikan mengembangkan aspek pengetahuan ini secara kreatif sehingga para peserta didik dapat memperoleh bekal pengetahuan yang baik untuk dikembangkan dalam hidup sehari-hari.
SAPIENTIA (Kebijaksanaan)
Pembinaan Sapientia meliputi arif dan cermat membuat pertimbangan dalam pengambilan keputusan; cerdas membedakan yang baik dan yang tidak baik, pantas dan tidak pantas.
Di seminari, hal ini dikembangkan melalui disiplin terhadap aturan harian, adanya kesempatan untuk refleksi pribadi dalam keheningan (silentium), mengasah hati nurani melalui meditasi, discerment untuk ambil keputusan, dan pengembangan kegiatan rohani.
Banyak pendapat yang mengatakan bahwa ada banyak orang pintar tetapi sedikit saja orang yang bijaksana.