Mohon tunggu...
Darsono
Darsono Mohon Tunggu... Guru - Guru SMK Negeri 6 Surakarta

Guru SMK Negeri 6 Surakarta sejak Th. 1998 bidang mengajar Multimedia

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Jurnal 19 - Pemimpin Pengelolaan Sumber Daya

17 Mei 2022   10:55 Diperbarui: 17 Mei 2022   11:03 534
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Melaksanakan rencana aksi yang sudah diprogramkan

Keenam cara tersebut merupakan pendekatan yang dilakukan Sekolah dengan Berbasis Aset untuk mengelola sumber daya yang tersedia di sekolah.

 

Pada forum diskusi, CGP diminta melakukan diskusi pada suatu kasus yang telah disediakan di LSM yakni kasus ibu Lilin dan dan Pak Pupur.

Pada Kasus 1:

Saya melihat kasus Ibu Lilin berada dalam kondisi yang lebih cenderung memandang kondisi kelas dari sudut pandang berbasis pada kekurangan murid. Terlihat bu Lilin bahwa karakter dan tingkat kepandaian murid-muridnya yang heterogen merupakan sesuatu kekurangan yang menyebabkan sulitnya materi dapat tersampaikan kepada peserta didik serta sulitnya peserta didik memahami penjelasan materi dari bu Lilin. Selain itu, kondisi kelas yang susah dikendalikan merupakan masalah yang sangat mengganggu terhadap konduktifitas pembelajaran yang dilakukan. Akibat dari selalu melihat dari kekurangan menyebabkan munculnya ketidaknyamanan secara emosional dari Bu Lilin seperti mudah marah dan kelelahan yang memunculkan ketidaksukaan dari murid-muridnya. Bu Lilin sebagai guru masih menempatkan murid sebagai beban bukan sebagai pengentasan kekurangannya untuk diatasi. Yang lebih bijak adalah bu Lilin mengelaborasi kesepakatan kelas bagaimana agar kelas bisa menerimanya dan bisa belajar lebih giat lagi. 

 

Pada Kasus 2 :

Menurut Saya, sikap pak Pupur tepat, penghargaan yang diberikan kepala sekolah seharusnya diberi kesempatan mengikuti seleksi calon kepala sekolah bukan calon pengawas sekolah, mengingat menjadi pengawas sekolah bila tidak melalui jalur kepala sekolah itu bukan kurang tepat karena nanti akan mendampingi kepala sekolah dan guru dari segala permasalahan yang ada. jika tidak memiliki pengalaman menjadi kepala sekolah akan kesulitan. Jadi wajar jika pak Pupur bersedih. Pak Pupur adalah sumber daya berkualitas yang menjadi asset terhadap perbaikan kehidupan pada komunitas. Dengan segala kekuatan dan kelebihan yang dimiliki Pak Pupur menjadi modal diri untuk bisa lulus menjadi kepala sekolah. Jika Pak Pupur Lulus banyak harapan kepadanya untuk memberikan perubahan positif terhadap ekosistem pendidikan di sekolah dan perbaikan terhadap mutu pendidikan di sekolah.

Pada sesi ruang Kolaborasi CGP diminta melakukan pemetaan potensi daerah versus potensi sekolah bersama CGP lain.

Daftar Pustaka :

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun