Mohon tunggu...
Benedictus Darren Wirjanata
Benedictus Darren Wirjanata Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Technology enthusiast

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Selembar Kertas

19 November 2022   18:17 Diperbarui: 19 November 2022   18:24 185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Ok setuju." Ujar Ziko.

Mereka pun melanjutkan pencarian di beberapa tempat yang belum mereka cari sebelumnya. Setengah jam sudah berlalu dan mereka masih belum menemukan apa-apa. Namun, mereka belum menyerah dan masih melanjutkan pencarian selama setengah jam lagi. Setengah jam kembali berlalu, seluruh tempat telah mereka cari dan hasilnya masih nihil. 

"Ko, sudahlah ayo kita lakukan kegiatan lain saja di luar." Ujar Disca sembari menghela napas panjang.

"Ya sudahlah aku juga sudah lelah." Ujar Ziko.

Mereka pun akhirnya memutuskan untuk berhenti. Ibu Disca yang melihat mereka, menghampiri mereka dan memberikan semangat. 

"Sudah nak, tidak apa-apa. Kalian masih bisa menulis cerita baru untuk kedepannya. Kertas itu mungkin memang sangat berharga bagi kalian, tetapi Ibu yakin kalian juga sebarnya masih menyimpan setiap kenangan itu di dalam diri kita sendiri." Ujar Ibu Disca memberi semangat.

Saat mereka sudah pasrah menerima keasaan tiba-tiba muncul begitu saja sebuah kertas terbang tertiup angin dari pendingan ruangan. Ketika mereka melihatnya, betapa terkejutnya mereka mengetahui itu adalah kertas yang selama ini mereka cari. Mereka pun sangat senang dan langsung membuka kertas itu.

"Lah, ini kan kertas yang daritadi kita cari." Ujar Dsica girang.

"Eh iya hahaha... tau seperti ini lebih baik kita duduk saja dan biarkan kertasnya terbang sendiri ke kita." Ujar Ziko tertawa girang.

Mereka pun membaca kertas itu dan seketika semua memori dan kenangan dari masa lalu terasa hidup kembali. Mereka pun tertarik pada satu kalimat yang tertulis di kertas itu. Disitu tertulis "Biarlah kenangan ini menjadi kenangan masa kecil, tetapi cintaku untuknya tidak akan pernah menjadi kenangan dan akan terus ada untuk selamanya."

"Eh siapa yang menulis kalimat ini. Romantis sekali." Tanya Disca tersipu malu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun