"Kertas" mungkin terdengar seperti suatu hal yang biasa. Namun kertas bisa menyimpan memori dan kenangan lebih dari yang kita bayangkan. Begitulah yang dirasakan Ziko, seorang mahasiswa semester 2 di salah satu universitas di Singapore. Ziko memiliki sahabat bernama Disca. Mereka sudah berteman sejak kecil. Disca juga adalah seorang mahasiswa semester 2 di salah satu universitas di Australia.
Ziko sendiri terkenal sebagai anak yang cukup pendiam dan sulit untuk bergaul dengan orang baru. Berbeda 180 derajat dengan Ziko, Disca adalah anak yang sangat percaya diri dan sangat aktif. Dia sangat mudah menyesuaikan dengan lingkungan baru dan orang-orang baru. Meskipun mereka "bersahabat". Namun sebenernya salah satu dari mereka ada yang menyimpan perasaan terhadap yang lain.
Suatu hari Ziko yang sudah lama tidak berbincang dengan Disca merasa kangen dan dia pun menghubungi Disca yang saat itu masih berada di Australia. Tidak lama setelahnya, telepon Disca pun berdering dan dia pun sangat bersemangat saat melihat bahwa yang meneleponnya adalah Ziko. “Dis, halo! Eh kamu apa kabar?” ujar Ziko melalui telepon.
“Eh Ziko, baik-baik. Kamu apa kabar? Udah lama nih kita ga ketemu.” Ujar Disca.
“Aku juga baik Dis. Iya nih udah lama banget 6 bulan kayaknya kita belum ketemu lagi. Kamu lagi ada kesibukan apa?” Tanya Ziko.
“Biasalah ini sibuk ngerjain tugas-tugas kuliah. Lagi ada ujian juga ini. Kamu gimana di Singapore, sibuk ya?” Ujar Disca
“Haha, ya gitu-gitu ajalah. Sama aku juga lagi lumayan padet jadwal kuliahnya. Tugas-tugas juga lagi banyak sama ujian juga. Ya kurang lebih samalah seperti kamu.” Ujar Ziko.
“Haha, kehidupan anak kuliah pada umumnya ya.” Ujar Disca.
“Iya, hehe. Eh, ngomong-ngomong kita kan sudah lama nih gak ketemu, kita mau ketemuan kapan lagi nih?.” Ujar Ziko.
“Ih kebetulan, 2 minggu lagi aku mau liburan sama keluarga aku ke Singapore.” Ujar Disca.
“Wah, pas banget aku udah selesai ujian juga tanggal segitu. Ayo deh kita ketemuan. Jangan lupa bawain oleh-oleh dari Australia ya hahaha” Ujar Ziko.