"Heh enak aja. Kalau bukan karena aku mungkin kertas itu sudah hilang." Ujar Ziko ketus.
"Kalau masih ada Ko. Kalau tidak..." Ujar Disca meledek.
"Pasti ada, aku ingat kok." Ujar Ziko.
"Haha iya canda Ko, ga usah cemberut gitulah kayak anak kecil aja. " Ujar Disca sembari tertawa.Â
"Iya, iya. Ya sudah lanjut cari dulu yang benar sudah encok nih badan." Ujar Ziko bercanda.
Mereka pun lanjut mencari kertas yang mereka cari sedari tadi. Beberapa jam telah berlalu dan mereka masih belum menemukan selembar kertas itu. Kertas yang penuh kisah, kenangan, dan memori masa kecil yang tidak akan pernah mereka lupakan. Kertas itu sudah seperti perjalanan hidup mereka. Ratusan bahkan ribuan cerita dalam setiap hari, bulan, bahkan tahun yang telah mereka lalui bersama terwakilkan oleh selembar kertas itu.Â
"Aduh Ko, kamu simpan di mana sih kertas itu." Ujar Disca sembari mengusap keringatnya yang bercucuran.
"Seharusnya pasti ada disini Dis. Aku yakin!" Ujar Ziko optimis.Â
"Sudah 5 jam lebih kita mencari-cari kertas itu dan hasilnya nihil. Kamu yakin belum membuangnya?" Ujar Disca kelelahan.
"Tidak. Aku yakin masih ada di sini. Coba kita cari 1 jam lagi, masih ada beberapa tempat yang belum kita cari." Ujar Ziko.
"Baiklah, tetapi jika dalam 1 jam lagi masih belum ketemu, lebih baik kita menghentikan pencarian ini dan menikmati keindahan kota Singapore." Ujar Disca.