Mohon tunggu...
Dara Ninggar Mentari
Dara Ninggar Mentari Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis

Suka menulis, kucing, buku-buku, dan Indomie ayam bawang. Tidak suka kecoa dan sambal.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Lilin

31 Maret 2023   09:36 Diperbarui: 31 Maret 2023   09:56 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Kenapa kita melakukan ini? Memangnya, Mas, yakin kalau arwah ibu dan Kak Muti bakal kembali?” tanya Dinah sambil memeluk pinggang Rama.

“Nggak yakin, sih. Tapi kalau kamu nggak mau, tahun besok nggak usah pake acara begini lagi.” Rama meletakkan bingkai foto itu di belakang lilin.

“Aku masih merasa bersalah, Mas. Kalau Kak Muti tidak memaafkanku karena sekarang aku menggantikan posisinya menjadi istrimu, Mas.” Dinah mengambil sebuah bingkai foto, kemudian memeluknya di dada.

“Dia pasti baik-baik saja. Bagaimanapun, kita tidak berselingkuh, kan. Ini semua terjadi setelah kecelakaan itu.”

Rama dan Dinah berpelukan. Di depanku dan ibu. Aku menyaksikan adikku memeluk suamiku sendiri. Tapi ternyata suamiku itu sudah menjadi suaminya. Aku mendengar mereka sepakat untuk tidak melakukan hal seperti ini lagi. Menyediakan jalan untuk arwah kembali. Sekelebat ingatan tentang kecelakaan yang membuatku dan ibu tewas sepulang dari pantai merasuki benakku. Tahun depan aku tidak akan berada di sini lagi. Mereka meniup lilin. Aku hanya bisa berharap yang terbaik untuk Rama dan Dinah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun