Mohon tunggu...
Danu Supriyati
Danu Supriyati Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis lepas

Penulis pernah menempuh pendidikan jurusan Fisika. Dia menerbitkan buku solo Pesona Fisika, Gus Ghufron, Dongeng Semua Tentang Didu, Pantun Slenco, dan antologi baik puisi maupun cerpen. Semoga tulisannya dapat bermanfaat bagi pembaca. Jejak tulisannya dapat dibaca di https://linktr.ee/danusupriyati07

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Mengejar Jodoh Juleha (10)

16 Mei 2024   17:33 Diperbarui: 16 Mei 2024   17:37 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Kok orang yang kita tanya tadi ilang ya? Terus kenapa lapangannya jadi kuburan gitu?"

Bulu kuduk Juleha meremang, dia menarik gas paling besar hingga emak hampir saja terjengkang. Selama perjalanan, dia memilih diam dan berkonsentrasi penuh pada jalan yang terasa gaib. Hatinya terus meminta perlindungan agar dia dan emak tidak tersesat ke dunia iblis.

Rumah pertama tepat di belokan pertama telah berada di depan mata. Asap keluar dari bagian samping rumah yang bisa disebut sebagai dapur.

"Masuklah! Sebentar lagi akan hujan angin."

Seorang perempuan tua mengajak Juleha dan emak yang masih terbengong di atas motor.

"Mak ... pulang aja, yuk."

"Langit mendung tebal, Ha. Udah deh berteduh dulu," tukas emak.

"Jangan khawatir, Nok. Akulah Mbah Mintardi yang kalian cari."

Mau tidak mau, Juleha mengikuti emak masuk rumah model joglo. Baru saja duduk di tikar yang terbuat dari mendong, hujan turun seperti air yang sengaja ditumpahkan dari atas.

Emak menceritakan maksud kedatangannya tanpa malu sedikit pun. Dia juga menceritakan pertemuan dengan makhluk gaib sekaligus peristiwa berubahnya tanah lapang menjadi kuburan.

"Nasib baik kalian tidak dibawa ke desa demit dekat kuburan tadi."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun