Mohon tunggu...
Cerita Pemilih Pilihan

Pemilih Pemula, Pilpres, dan Golput

5 Desember 2018   00:43 Diperbarui: 12 Februari 2019   11:57 1735
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Merasa memilih bukan kewajiban;

Merasa tidak ingin dipaksa memilih;

Bentuk kebebasan berpendapat;

Merasa tidak melanggar undang-undang;

Tidak terlalu mengerti dan mengikuti politik Indonesia.


Alasan yang paling sering muncul adalah kebebasan perorangan dan ketidakpercayaan terhadap para paslon.

Berikut beberapa kutipan komentar responden yang setuju akan fenomena golput :


"Setuju, adanya golput bisa dikatakan menjadi indikator konsep berdemokrasi. Karena tidak semua calon yang ada bisa diterima khalayak umum dan tidaklah pantas untuk memaksakan kehendak pemilih untuk memilih yang tidak sesuai dengan apa yang diinginkannya."

"Oya (golput) sah-sah saja. Saya harap walau golput tetap mencoblos. Menghindari suara kalian dimanipulasi. Kenapa golput? Mungkin nilai-nilai dari semua calon belum ada yang mewakili aspirasi kalian, malah mungkin bertentangan."

Berbanding dengan tanggapan persetujuan terhadap golput, tanggapan yang tidak setuju dengan adanya golput mayoritasnya memiliki alasan bahwa golput menyia-nyiakan hak pilih yang sudah diberikan kepada masyarakat dan merasa hak pilihnya bisa membawa dampak perubahan kepada Indonesia.

Dapat dilihat dari alasan-alasan tersebut mayoritas milenial baik yang setuju ataupun yang tidak setuju dengan adanya fenomena golput karena mereka sudah cukup kritis dengan keadaan politik di Indonesia. Walaupun masih ada yang beralasan tidak mengikuti perkembangan politik, namun alasan ini hanya diutarakan oleh sedikit responden.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun