Mohon tunggu...
Dani Ramdani
Dani Ramdani Mohon Tunggu... Lainnya - Ordinary people

Homo sapiens. Nulis yang receh-receh. Surel : daniramdani126@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Hukum Pilihan

Salah Kaprah Kepolisian dalam Menilai Kasus Pelecehan Seksual Anak di Gresik

25 Juni 2022   14:48 Diperbarui: 25 Juni 2022   15:29 290
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Misalnya Anda tiba-tiba ditodong oleh perampok dengan senjata tajam. Tentu Anda hanya bisa diam mematung karena kaget dan tidak bisa melakukan apa-apa.

Dalam kondisi itu, Anda tentu memilih mengorbankan harta daripada nyawa Anda. Tentu diberinya harta tersebut bukan berarti setuju.

Begitu juga dengan korban kekerasan seksual di atas. Diamnya si anak bukan berarti dia mengijinkan si pria bejat itu melecehkan dirinya, akan tetapi si anak jelas tidak memiliki kuasa untuk melawan.

Pelecehan anak delik biasa

Satu hal lagi yang membuat saya heran adalah polisi menyebut tidak bisa melanjutkan kasus ini karena orangtua korban tidak membuat laporan.

Ini sungguh pemahaman yang keliru. Pelecehan seksual pada anak bukan delik aduan, tapi delik biasa. Artinya tanpa adanya laporan pun polisi seharusnya menindak pelaku.

Apalagi sudah ada bukti rekaman video yang bisa dijadikan acuan untuk menetapkan status tersangka. Tentu ini sangat ironi, pelecehan seksual pada anak jelas kejahatan yang tidak bisa dimaafkan.

Seharusnya kepolisan tahu jika orangtua tidak melapor pasti asa pertimbangan lain, yaitu kondisi korban. Inilah yang harus kita sadari. 

Dengan adanya kasus ini, jelas menjadi preseden buruk dalam penanganan kasus pelecehan seksual pada anak. Kesalahan dalam memahami kasus ini yang rugi adalah korban.

Sementara pelaku tidak dirugikan sama sekali. Apalagi korban adalah anak di bawah umur yang seharusnya dilindungi oleh segenap masyarakat. Jangan sampai kasus seperti ini justru merusak masa depan anak.

Semoga saja kasus ini mendapat titik terang dan pelaku dibawa ke persidangan. Selain itu, pihak kepolisian juga harus berani mengevaluasi kinerja bawahannya jangan sampai kejadian serupa terulang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun