Mohon tunggu...
Dani Ramdani
Dani Ramdani Mohon Tunggu... Lainnya - Ordinary people

Homo sapiens. Nulis yang receh-receh. Surel : daniramdani126@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Dugaan Kartel Minyak Goreng: "Menggoreng" Harga Minyak di Pasaran

22 Maret 2022   19:30 Diperbarui: 22 Maret 2022   20:09 424
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setidaknya, empat perusahaan tersebut mendominasi pasar sebanyak 46,5 persen.

Keempat perusahaan tersebut adalah Grup Wilmar (29,3 persen), Grup Musim Mas (27,6 persen), Grup Indofood (18 persen), dan Grup Sinarmas (9,8 persen)

Keempat perusahaan tersebut memiliki perkebunan kelapa sawit yang menjadi bahan baku minyak goreng. Kebun sawit mereka diduga menjadi pemasok sebagian besar bahan CPO minyak goreng di grup masing-masing.

Seperti yang diketahui, beberapa merek minyak goreng terkenal justru merupakan bagian dari grup di atas. Misalnya untuk Grup Wilmar, Wilmar menjual minyak goreng Sania, SIIP, Fortune, Sovia, Mahkota dan Goldie.

Grup Indofood memiliki produk minyak goreng Bimoli, Delima, dan Happy. Grup Musim Mas sendiri menjual produk minyak goreng bermerek Sunco, Amago, Tropical, dan Vioal. Sedangkan Sinarmas memiliki produk minyak gireng Filma.

Kekayaan konglomerat tersebut juga naik drastis, Martua Sitorus selaku orang di balik Wilmar kekayaannya naik drastis. Pada 2020, kekayaannya sebesar Rp. 20 triliun dan pada akhir 2021 menjadi Rp. 40 triliun.

Anthony salim sebagai orang terkaya melalui Indofood juga mengalami kenaikkan harta tinggi. Pada 2020, kekayaan Anthony Salim sebesar Rp. 84, 42 triliun dan pada akhir 2021 mencapai Rp. 121 triliun.

Bachtiar Karim selaku orang di balik Grup Musim Mas juga mengalami kenaikkan kekayaan yang tinggi. Dalam rentang waktu 2020-2021, kekayaannya menjadi Rp. 50 triliun dari sebelumnya Rp. 44,3 triliun.

Keluarga Eka Widjaya juga mengalami hal yang sama, pada akhir 2021 harta kekayaannya mencapai Rp. 138,8 triliun.

Jika benar ada indikasi kartel di balik harga minyak goreng, maka pemerintah seharusnya mengusutnya dengan cepat dan membawa ke jalur hukum.

Akan sangat memalukan jika negara justru takluk oleh segelintit orang saja, apalahi mafia. Untuk itu, jika memang benar adanya dugaan kartel ini harus dituntaskan apalagi jika ada indikasinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun