Anime Attack on Titan final season part 2 sudah tayang. Final season kali ini akan menjadi akhir dari seri anime Attack on Titan garapan Hajime Isayama.Â
Penutup dari musim terakhir ini yaitu dimulainya rencana pemusnahan ras (rumbling) yang dilakukan oleh Eren Yeager. Anime ini menyajikan plot cerita yang kompleks.Â
Baca juga:Â Attack on Titan: Rumbling, Upaya Pemusnahan Ras demi Akhiri Konflik
Biasanya dalam anime akan menonjolkan sisi fantasi saja. Anime Attack on Titan tak hanya menonjolkan sisi fantasi, yaitu manusia yang berubah menjadi raksasa saja.Â
Lebih dari itu, anime ini bercerita tentang politik, sistem pemerintahan otoriter, militerisme, fasisme, hingga ideologi anti semit.Â
Plot CeritaÂ
Eren Yeager, Mikasa Ackerman, dan Armin Arlet adalah tiga orang sahabat yang tinggal di pulau Paradis. Pulau Paradis dikelilingi oleh tiga lapisan tembok yang terdiri dari Shiganshina, Rose, dan Maria. Tembok tersebut tingginya sekitar 50 meter.Â
Tembok terluar dihuni oleh rakyat dan tembok terdalam diisi oleh raja. Tembok tebal tersebut berfungsi sebagai pelindung dari serangan para titan (raksasa).Â
Orang Paradis disebut sebagai bangsa Eldia. Bangsa Eldia memiliki kekuatan khusus, yaitu bisa berubah menjadi raksasa yang kuat. Kekuatan titan sendiri diwariskan oleh Ymir, orang Eldia pertama yang berubah menjadi titan.Â
Saban hari, tembok terluar yaitu Shiganshina jebol oleh serangan titan colosal dan titan armor. Rumah Eren yang kebetulan berada dekat tembok hancur oleh serangan titan.Â
Di sisi lain, para titan liar yang berada di luar tembok mulai masuk dan memakan orang-orang Paradis. Eren menyaksikan sendiri bagaimana ibunya dimakan oleh titan.Â
Eren sendiri berhasil selamat dari tragedi mengerikan itu dan kebencian akan titan tumbuh. Eren berjanji akan menghabisi semua titan yang ada di luar tembok.Â
Eren, Armin, dan Mikasa kemudian masuk militer. Mereka menjadi bagian dari survey corps atau pasukan pengintai. Tujuan kelompok ini adalah menyelidiki asal-usul datangnya para titan.Â
Suatu hari, survey corps berhasil memecahkan misteri tentang asal-usul titan. Ternyata, titan yang memakan bangsa Eldia adalah orang Eldia yang menjadi bahan uji coba serum titan oleh negara Marley.Â
Bangsa Marley melepaskan titan liar itu ke pulau Paradis dan memakan saudaranya sendiri. Belakangan diketahui bahwa dalang di balik jebolnya tembok Shiganshina adalah Reiner Braun dan Bertolth Hoover.Â
Mereka berdua adalah orang Eldia yang menjadi senjata hidup bangsa Marley. Setelah kebenaran itu terungkap, kini cerita tidak hanya sekedar melawan titan saja.
Melainkan konflik antar sesama manusia yaitu permusuhan antara negara Marley dan Eldia. Konflik tersebut sangat berbau politis.Â
Fasisme TerselubungÂ
Tidak ada yang menyangka jika musim terakhir Attack on Titan seperti menyisipkan paham fasisme. Fasisme adalah idelogi yang menekankan kepeminpinan absolut.
Fasisme sendiri berkembang setelah Perang Dunia I. Negara yang menganut paham ini di antaranya Jerman, Italia, dan Jepang dimana anime Attack on Titan lahir.Â
Hal yang penting dalam fasisme adalah ideologi ini selalu membayangkan adanya musuh yang membahayakan. Sehingga, pemimpin dan militer harus kuat demi keutuhan negera.
Paham fasisme dalam Attack on Titan terlihat dalam memandang titan itu sendiri. Titan adalah ancaman dan musuh yang nyata dan harus diperangi.
Untuk memperkuat negara, maka kedudukan raja dalam anime ini mutlak begitu juga dengan militernya. Propaganda militer sangat kuat dalam anime ini.Â
Survey corps menjadi salah satu militer terkuat dan menjadi harapan bagi bangsa Eldia. Ditambah lagi, salah satu tokoh militer Attack on Titan yaitu Dot Pixis terinspirasi dari Jenderal Jepang yang bernama Akiyama Yoshifuru.Â
Akiyama pernah menjabat sebagai Kaisar Jepang tahun 1916-1923. Padahal, sang Jenderal adalah orang paling bertanggung jawab atas korban yang tumbang saat Jepang menduduki China dan Korea.Â
Paham ini semakin terlihat ketika Eren mengetahui asal muasal konflik antara Eldia dan Marley. Konflik ini dimulai sejak ribuan tahun lalu dan Marley berhasil menguasai 7 dari 9 kekuatan titan.Â
Akibatnya kekaisaran Eldia hancur dan berdiam di pualu Paradis. Eren sendiri memiliki rencana untuk memusnahkan semua musuh yang ada di luar tembok dengan rumbling.Â
Bagi Eren, bangsa lain selain bangsa Eldia adalah ancaman dan musuh yang harus dihancurkan. Jika tidak begitu, bangsa lain akan menganggap Eldia sebagai ras iblis yang berbahaya karena memiliki kekuatan titan.Â
Selain Eren, bangsa Marley melakukan hal serupa. Marley menganggap Eldia adalah ancaman dan musuh yang harus dimusnahkan. Hal itu terjadi karena di masa lalu bangsa Eldia menghancurkan Marley dengan kekuatan titan.Â
Selain fasisme, chauvinisme atau menganggap bangsa sendiri sebagai ras unggul dan meremehkan bangsa lain sangat kental dalam anime ini.Â
Contohnya bangsa Marley yang merasa sebagai bangsa unggul dan mulia. Marley memandang rendah bangsa Eldia sebagai ras iblis karena kekuatan titan mereka.Â
Bahkan, orang Eldia yang tinggal di Marley diperlakukan tidak manusiawi karena kebencian di masa lalu tersebut. Menariknya, kata damai seakan tidak ada di anime ini.Â
Kebencian kedua bangsa ini diturunkan dari generasi ke generasi. Contohnya, kakek Eren yang mendoktrin Grisha (ayah Eren) dengan kebencian kepada Marley.Â
Begitu juga dengan Grisha yang mendoktrin anaknya dengan doktrin sama. Doktrin itu akhirnya memunculkan kelompok restorasi Eldia di Marley.Â
Kelompok ini menginginkan agar Eldia kembali ke masa kejayaannya sebagai negara yang kuat. Mereka menyebut orang Eldia adalah ras istimewa karena bisa berubah menjadi titan.Â
Ideologi Antisemit
Ideologi antisemit begitu terasa dalam anime ini. Khususnya bangsa Eldia yang tinggal di Marley. Para Eldian yang tinggal di Marley diperlakukan diskriminatif.Â
Mereka tinggal di distrik khusus yang hanya dihuni oleh orang Eldia. Orang Eldia diwajibkan memakai ban di lengan sebagai pembeda dengan orang Marley.Â
Perlakuan tersebut begitu mirip dengan orang Yahudi yang tinggal di Jerman saat Nazi berkuasa. Ideologi antisemit Hitler digambarkan dengan jelas di anime ini.
Jadi, bisa diasumsikan kisah orang Eldia terinspirasi dari bangsa Yahudi. Hal itu diperkuat dari salah satu episode dalam anime ini dimana orang Eldia tengah menyembah tembok.Â
Bahkan ada agama khusus dalam anime ini yang mensucikan tembok. Mereka disebut sekte pemuja tembok. Sekilas hal ini mirip dengan tembok ratapan yang ada di dunia nyata.
Anime ini juga menggambarkan tragedi holocaust terjadi. Tentunya dengan gaya berbeda. Tragedi itu bisa dilihat bagaimana orang Eldia yang menjadi bahan uji coba serum titan.Â
Serum yang terbuat dari tulang belakang titan itu akan membuat seseorang berubah menjadi titan. Belakangan serum itu dipakai kepada kelompok restorasi Eldia yang ada di Marley.Â
Anggota kelompok tersebut disuntik serum titan dan berubah menjadi titan. Mereka kemudian dilepas ke pulau Paradis. Titan liar inilah yang kemudian memakan orang Eldia di pulau Paradis.Â
Begitulah cara orang Marley membunuh orang Eldia tanpa mengotori tangannya. Ada yang beranggapan, hal itu sama dengan tragedi holocaust.
Begitulah cara menggambarkan tragedi holocaust dalam anime ini. Meski tidak digambarkan secara langsung, akan tetapi pemusnahan bangsa Eldia dengan titan yang merupakan orang Eldia sendiri cukup untuk menggambarkannya.
Pemerintahan Otoriter
Kesan fasisme semakin kuat tak kala raja Eldia begitu absolut. Bahkan, raja Eldia mengaburkan ingatan rakyat mereka dan membuat sejarah palsu. Sejarah palsu yang dibuat oleh raja Eldia adalah dengan doktrin bahwa bangsa Eldia adalah satu-satunya manusia yang tersisa di dunia.Â
Padahal sejarah itu keliru, beberapa orang pernah mencoba membongkar masalah ini. Salah satunya Erwin Smith salah satu tokoh militer dalam Attack on Titan.Â
Ketika bersekolah, Erwin bertanya kepada ayahnya yang bekerja sebagai guru sejarah tentang keberadaan manusia. Ayahnya kemudian menjawabnya di rumah.Â
Erwin kemudian memberi tahu jawaban itu pada teman-temannya. Sampai akhirnya jawaban itu terdengar oleh polisi militer. Mendengar hal itu ayah Erwin mati dibunuh oleh polisi militer.Â
Ketika beranjak dewasa, Erwin menjadi pemimpin survey corps dan mencoba membongkar kebohongan sejarah itu. Akhirnya, pihak survey corps melalukan kudeta pada pemerintahan resmi.Â
Belakangan diketahui jika raja Eldia yang selama ini menjabat adalah palsu. Raja palsu tersebut terikat doktrin untuk menjaga kebenaran raksasa di luar tembok.Â
Pewaris raja yang sebenarnya justru ditelantarkan dan menjadi bagian dari survey corps karena tidak terikat sumpah dari raja terdahulu. Dengan dikudetanya raja palsu, Historia yang memiliki darah bangsawan resmi menjadi ratu.Â
Di sisi lain, Historia kemudian memberi tahu kebenaran sesungguhnya bahwa para titan yang selama ini menjadi ancaman adalah saudara mereka yang menjadi korban bangsa Marley.Â
Dari gambaran di atas, banyak pihak yang berspekukasi jika Attack on Titan mengampanyekan fasisme. Apalagi Jepang memiliki sejarah yang kuat dengan ideologi ini.Â
Akan tetapi, beberapa pihak menyebut anime ini tidak mengampanyekan fasisme, justru sebaliknya yaitu melawan pemerintahan yang otoriter.Â
Hal ini ditandai dengan adanya survey corps yang berhasil mengungkap kebenaran sejarah yang selama ini dikaburkan. Terkait hal ini, tentu setiap orang memiliki persepsi yang berbeda.Â
Akan tetapi, itulah sisi lain dari anime ini. Attack on Titan tidak hanya sekadar kartun dua dimensi asal Jepang, lebih dari itu anime ini penuh dengan pesan politik yang menyertainya.Â
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H