Dunia yang kita huni saat ini diyakini sebagai hasil dari proses panjang yang berlangsung selama miliran tahun lalu. Sebuah ledakan besar terjadi di alam semesta sebagai penanda awal lahirnya kehidupan.Â
Ledakan besar itu menghasilkan materi dasar fisika seperti zat, energi, ruang, dan waktu. Ledakan besar ini diperkirakan terjadi sekitar 13 miliar tahun lalu.Â
Zat dan energi tersebut kemudian bekombinasi. Struktur zat dan energi itu kemudian menjadi atom. Atom-atom tersebut kemudian berkombinasi lagi menjadi molekul.Â
Sekitar 3.8 miliar lalu, di planet bumi zat yang kecil tadi kemudian berubah menjadi organisme yang lebih besar. Dari sinilah semua awal mula kehidupan tercipta.Â
Manusia diperkirakan sudah ada sejak 2.8 juta tahun lalu. Keberadaan manusia pada saat itu tidak berpengaruh, tak berarti. Dampak lingkungan yang ditimbulkan oleh manusia tidak jauh lebih besar dari primata lain.Â
Ketika hewan-hewan besar menempati puncak rantai makanan, kondisi geografis beserta lingkungan akan menyesuaikan. Kondisi itu stabil karena semua makhluk hidup dapat menyesuaikan diri untuk tetap bertahan hidup. Â
Inilah yang disebut dengan seleksi alam. Para hewan yang masih ada sampai saat ini merupakan hasil dari evolusi panjang, beberapa hewan berevolusi agar mereka mampu bertahan dan terus hidup sampai pada bentuk saat ini.Â
Mereka terlebih dahulu harus melewati isolasi geografis, bertahan dari pemangsa, perebutan sumber makanan, hingga bertahan dari bencana alam. Itulah cara alamiah hewan untuk tetap bisa bertahan hidup.Â
Namun, semuanya berubah saat manusia menjadi pemuncak rantai makanan. Posisi manusia yang tadinya merupakan makhluk tak berarti dengan cepat mampu naik pada posisi teratas rantai makanan.Â
Akibatnya, alam beserta makhluk hidup lain tidak mampu menyesuaikan diri. Jika dulu, semua hewan mempunyai waktu untuk berevolusi dan mengembangkan mekanisme bertahan hidup, tapi tidak bagi si manusia.Â