Baca juga: Saat Tak Melakukan Apapun Terasa NikmatÂ
Di China ada yang disebut dengan pola bekerja 996. Pelopornya adalah Jack Ma. Pola kerja tersebut mengharuskan bekerja selama dua belas jam sehari dalam waktu seminggu bekerja (6 hari).
Kebijakan itu kemudian diikuti oleh korporasi lain. Meskipun pada akhirnya mendapat penolakan juga karena tak manusiawi. Bahkan, pola bekerja 996 itu memakan korban sampai ada yang meninggal.Â
Gaya hidup ini jelas tidak baik, terutama bagi kesehatan kita. Kita sering beranggapan bahwa hustle culture hanya terjadi pada mereka yang bekerja di kantor atau perusahaan startup.Â
Padahal tidak, semua orang bisa saja terjebak dalam gaya hidup ini. Misalnya dalam dunia sales, salah satu teman saya yang bekerja di bidang ini selalu dikejar dengan target penjualan.Â
Akibatnya mereka dituntut untuk bekerja keras tanpa henti. Untuk menyemangati karyawan, biasanya akan diberi bonus jika target tercapai atau lebih. Lalu, bagaimana jika target tidak tercapai? Pendapatan ya tetap UMR tidak ada bonus apapun.Â
Hal inilah yang mendorong seseorang untuk bekerja keras. Terkadang, meskipun tak mengambil cuti atau tidak libur selama sebulan, target tidak tercapai. Jadi ya kerja keras tadi nihil seakan tidak ada artinya.Â
Jika mencapai target, tentu para karyawan akan dituntut untuk mencapai target bulan sebelumnya bahkan lebih. Jika gagal, tidak sedikit juga para atasan selalu mendorong agar karyawan bekerja lebih giat.
Pada akhirnya, mereka yang tidak bisa memenuhi hal itu sering menyalahkan diri sendiri. Munculnya gaya hidup hustle culture membuat stigma bahwa kesuksesan ditanggung 100 persen oleh individu, termasuk penjualan dalam dunia sales. Â
Hustle culture juga menganggap mereka yang nganggur dianggap tidak bekerja keras. Sehingga, ia dianggap tidak mampu berkopetensi dalam kehidupan. Padahal, kerja keras bukan penentu seseorang sukses atau miskin.Â
YouTuber Baim Wong sempat menyebut hal ini. Jika tak ingin miskin ya harus kerja. Padahal, masalah ini begitu kompleks. Kesuksesan yang dibebankan pada tanggung jawab individu jelas salah.Â