Lalu bagaimana dengan kaum pria? Sama halnya dengan perempuan, kaum pria pun demikian. Tetapi, untuk di pabrik besar sekelas PT, pekerjaan kaum pria jauh lebih berat, biasanya ditempatkan di gudang untuk urusan tenaga.Â
Itu sebabnya saya tidak dianjurkan bekerja di pabrik, mengingat fisik saya yang kurus krempeng. Sedangkan perempuan bekerja di bagian produksi barang di depan mesin.Â
Apakah semua perempuan bekerja menjadi buruh? Tidak, bagi yang ekonominya mampu, akan melanjutkan ke perguruan tinggi, biasanya menjadi perawat. Tetapi itu hanya sebagian kecil saja. Â
Alasan perawat sendiri dipilih jelas karena ada RSUD Laswi (dulunya RSUD majalaya). Jadi bagi mereka yang mampu, akan melanjutkan pendidikan ke jenjang universitas, harapannya bisa bekerja di rumah sakit. Â
Selain perawat, biasanya guru menjadi opsi lain di daerah saya. Hal tersebut karena sekolah negeri maupun swasta cukup banyak, dan tenaga guru kurang.Â
Bagi mereka yang mampu, maka pekerjaan seperti sudah ditakdirkan. Bekerja di rumah sakit sebagai perawat atau mengabdi di sekolah sebagai guru. Buruh hanyalah pelarian bagi mereka yang menjerit karena desakan ekonomi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H