Mohon tunggu...
Daniel Mashudi
Daniel Mashudi Mohon Tunggu... Freelancer - Kompasianer

https://samleinad.com E-mail: daniel.mashudi@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Sayangi Generasi Penerus Bangsa dengan Deteksi Dini Hepatitis

31 Juli 2018   14:59 Diperbarui: 31 Juli 2018   15:32 584
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar: www.eduasistent.ro

Hari Hepatitis Sedunia (HHS) diperingati setiap tanggal 28 Juli setiap tahunnya, dan tahun 2018 ini memasuki peringatan ke-9. Berkenaan dengan peringatan HHS tersebut, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia pada hari Jumat 27 Juli 2018 yang lalu mengundang para blogger untuk menghadiri talkshow yang membahas hepatitis.

Narasumber pada acara tersebut adalah dr. Wiendra Waworuntu, M. Kes. selaku Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit menular Langsung Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes RI, dan Dr. dr. Andri Sanityoso, SpPD-KEGH selaku Sekretaris Jenderal PB Perhimpunan Peneliti Hati Indonesia (PPHI).

Apa itu Hepatitis?

Saat mendengar kata 'hepatitis', maka orang awam akan menggambarkannya sebagai penyakit kuning dengan ciri-ciri terlihatnya warna kuning pada mata, lidah, dan kulit tubuh penderitanya. Gambaran tersebut tidaklah salah, namun hepatitis sebenarnya tidak hanya mencakup penyakit kuning saja.

Hepatitis (hepar- artinya hati dan -itis artinya radang) adalah peradangan yang terjadi pada hati, merupakan masalah kesehatan dunia yang serius termasuk di Indonesia. Penyakit ini berpotensi menimbulkan dampak morbiditas (kesakitan) dan mortalitas (kematian) sehingga perlu mendapatkan perhatian serius dari berbagai pihak.

Penyakit hepatitis adalah penyakit kronis dan dikenal sebagai silent killer. Banyak di antara kita yang baru menyadari terinfeksi Hepatitis setelah berada pada tahap lanjut atau kronis, bahkan pada saat sudah terjadi sirosis dan kanker hati. 

Temu blogger di Kemenkes RI (dokumen pribadi)
Temu blogger di Kemenkes RI (dokumen pribadi)
Jenis-jenis Hepatitis

Pemyakit Hepatitis terdiri dari Hepatitis A, B, C, D, dan E yang disebabkan oleh virus Hepatitis A, B, C, D, dan E. Cara penularanya melalui kotoran dan mulut (Hepatitis A dan E) dan kontak cairan tubuh (Hepatitis B, C, dan D). Antara Hepatitis yang satu dengan lainnya tidak ada kaitannya, karena disebabkan oleh virus yang berbeda. Jadi jika selama ini ada anggapan bahwa Hepatitis A, B, C, D, dan E adalah tahap atau perjalanan orang terkena Hepatitis, maka anggapan ini tidak benar.

Hepatitis A disebabkan oleh Virus Hepatitis A (VHA) dan penularannya melalui makanan atau minuman yang tercemar virus yang berasal dari tinja penderita. Gejalanya yaitu demam, lemas atau lesu, nafsu makan berkurang, mual dan muntah, nyeri pada perut bagian kanan atas, air kencing berwarna teh, dan warna kekuningan pada mata dan kulit.

Gejala muncul 15-50 hari (rata-rata 28 hari) setelah mengonsumsi makanan yang tercemar VHA. Makin muda usia penderita, maka gejala yang muncul umumnya tidak khas atau kadang tidak menunjukkan gejala.

Tidak ada pengobatan khusus untuk Hepatitis A, pengobatan yang dilakukan hanya bersifat simptomatis dan menjaga keseimbangan nutrisi. Sedangkan untuk pencegahannya yaitu dengan menjaga makanan dan minuman terhindar dari VHA (misalnya dengan memasak sampai mendidih dengan air bersih sebelum dimakan); membudayakan perilaku hidup bersih dan sehat (misalnya mencuci tangan dengan sabun dan air mengair, buang air besar pada jamban yang memenuhi syarat kesehatan); dan pemberian imunisasi Hepatitis A.

Perlu untuk kita ingat, apabila terkena Hepatitis A maka diperlukan istirahat yang cukup dan makanan yang bergizi. Selain itu minumlah obat dari dokter dan jangan mengobati diri sendiri karena beberapa jenis obat dapat memperparah keadaan. Hepatitis A bersifat self limiting atau sembuh sendiri dan tidak menjadi kronis.

Hepatitis B disebabkan oleh virus Hepatitis B, bersifat akut dan kronis serta dapat mengakibatkan sirosis (pengerasan hati) dan kanker hati. Penularannya melalui darah dan cairan tubuh seperti sperma, air liur, dan cairan otak. 

Setiap orang bisa tertular Hepatitis B. Namun beberapa kelompok lebih berisiko terkena Hepatitis B, antara lain:

- bayi dari ibu penderita Hepatitis B

- bekerja dengan darah dan produk darah

- pengguna jarum suntik yang tidak steril atau digunakan bergantian

- pengguna tato, tindik, pisau cukur, jarum perawatan wajah atau pedicure/menicure yang tidak steril

- pengguna sikat gigi bergantian dengan penderita

- pasangan homoseksual 

- sering berganti pasangan

Hepatitis B bisa tanpa gejala atau hanya gejala ringan seperti mudah lelah, demam, mual atau nyeri perut, dan nafsu makan berkurang. Untuk mengetahui seseorang tertular Hepatitis B, diperlukan pemeriksaan darah (HBsAG). Sementara pencegahannya dengan pemberian imunisasi Hepatitis B.

Imunisasi aktif (HB 0) diberikan kepada bayi segera setelah lahir (kurang dari 12 jam) dan dilanjutkan pada usia 2, 3 dan 4 bulan sesuai dengan program imunisasi nasional. Imunisasi pasif (imunoglobulin) diberikan setelah terkontaminasi darah penderita pada bayi baru lahir dari ibu penderita Hepatitis B. Sedangkan imunisasi pada remaja dan dewasa dilakukan setelah tes laboratorium.

1 dari 10 penduduk indonesia saat ini mengidap Hepatitis B. Sebagian besar tidak menyadari sampai saat muncul komplikasi. Setiap tahun terdapat 5.3 juta ibu hamil, HBsAg reaktif pada bumil rata-rata 2.2% maka setiap tahun diperkirakan 120 ribu bayi akan mengidap Hepatitis B dan 95% berpotensi mengalami Hepatitis kronis (sirosis, kanker hati) 30 tahun ke depan.

Kerugian negara akibat Hepatitis B cukup besar jika diabaikan. Pada satu kasus, seorang yang mengalami sirosis memerlukan biaya 1 milyar rupiah dan seorang yang mengalami kanker hati memerlukan biaya 5 milyar rupiah. 

Hepatitis B tidak bisa "disembuhkan" sepenuhnya, karena virus Hepatitis B masuk ke dalam inti sel dan ke peredaran darah. Virus yang berada di peredaran darah bisa disembuhkan, namun yang di inti sel tidak bisa. Jadi masih ada virus di dalam tubuh.

Gambar: Kemenkes RI
Gambar: Kemenkes RI
Hepatitis C disebabkan oleh virus Hepatitis C, bersifat akut dan kronis serta bisa mengakibatkan sirosis dan kanker hati. Penularannya melalui darah dan cairan tubuh penderita. Setiap orang bisa tertular Hepatitis C, namun beberapa kelompok lebih berisiko terkena Hepatitis C, antara lain:

- bekerja dengan darah dan produk darah

- pengguna jarum suntik yang tidak steril atau digunakan bergantian

- pengguna tato, tindik, pisau cukur, jarum perawatan wajah atau pedicure/menicure yang tidak steril

- pengguna sikat gigi bergantian dengan penderita

- pasangan homoseksual 

- sering berganti pasangan

Hepatitis C bisa tanpa gejala atau hanya gejala ringan seperti mudah lelah, demam, mual atau nyeri perut, dan nafsu makan berkurang. Untuk mengetahui seseorang tertular Hepatitis C, diperlukan pemeriksaan darah (antiHCV).

Sampai saat ini belum ada vaksin untuk mencegahnya. Hepatitis C dapat dicegah dengan menghindari faktor risiko seperti yang disebutkan sebelumnya (penggunaan jarum suntik bergantian, dan lain-lain). 

Indonesia terus mengupayakan pengendalian Hepatitis. Capaian pengendalian Hepatitis di Indonesia dari tahun 2016 hingga Juni 2018 yaitu:

1. Sosialisasi faktor risiko penyakit Hepatitis di 34 provinsi.

2. Imunisasi rutin Hepatitis B pada bayi di 34 provinsi dengan capaian di atas 93,5%.

3. Deteksi dini Hepatitis B sudah dapat dilakukan pada 34 provinsi dan 244 kabupaten/kota.

4. Deteksi dini Hepatitis B pada ibu hamil sebanyak 742.767 dan berhasil memproteksi 7.268 bayi terhadap ancaman penularan dari ibunya.

5. Memulai pengobatan Hepatitis C dengan obat Direct Acting Antiviral (DAA) pada 13 provinsi yang diduga memiliki jumlah penderita terbanyak.

Dari penjelasan mengenai Hepatitis dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia tersebut, sudah seharusnya kita bersikap waspada terhadap penyakit ini. Kita sepertinya takut terhadap bahaya HIV/AIDS, padahal penyakit Hepatitis B lebih infectious. Karenanya, penting bagi kita untuk melakukan deteksi dini Hepatitis demi kebaikan kita dan generasi penerus bangsa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun