Hepatitis C bisa tanpa gejala atau hanya gejala ringan seperti mudah lelah, demam, mual atau nyeri perut, dan nafsu makan berkurang. Untuk mengetahui seseorang tertular Hepatitis C, diperlukan pemeriksaan darah (antiHCV).
Sampai saat ini belum ada vaksin untuk mencegahnya. Hepatitis C dapat dicegah dengan menghindari faktor risiko seperti yang disebutkan sebelumnya (penggunaan jarum suntik bergantian, dan lain-lain).Â
Indonesia terus mengupayakan pengendalian Hepatitis. Capaian pengendalian Hepatitis di Indonesia dari tahun 2016 hingga Juni 2018 yaitu:
1. Sosialisasi faktor risiko penyakit Hepatitis di 34 provinsi.
2. Imunisasi rutin Hepatitis B pada bayi di 34 provinsi dengan capaian di atas 93,5%.
3. Deteksi dini Hepatitis B sudah dapat dilakukan pada 34 provinsi dan 244 kabupaten/kota.
4. Deteksi dini Hepatitis B pada ibu hamil sebanyak 742.767 dan berhasil memproteksi 7.268 bayi terhadap ancaman penularan dari ibunya.
5. Memulai pengobatan Hepatitis C dengan obat Direct Acting Antiviral (DAA) pada 13 provinsi yang diduga memiliki jumlah penderita terbanyak.
Dari penjelasan mengenai Hepatitis dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia tersebut, sudah seharusnya kita bersikap waspada terhadap penyakit ini. Kita sepertinya takut terhadap bahaya HIV/AIDS, padahal penyakit Hepatitis B lebih infectious. Karenanya, penting bagi kita untuk melakukan deteksi dini Hepatitis demi kebaikan kita dan generasi penerus bangsa.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI