Kenapa Ferdy Sambo memilih Rasamala dan Febri menjadi pengacara dia dan istrinya?
Direktur Eksekutif Amnesty International Indonesia Usman Hamid, di acara 'Satu Meja the Forum', 30/9/2022, mengatakan, bisa jadi hal itu merupakan strategi Ferdy dan Putri untuk membangun citra positif bagi mereka. Sebab, Febri dan Rasamala dikenal sebagai sosok antikorupsi yang bersih.
Jika memang benar itu alasannya kubu Ferdy Sambo memilih Febri dan Rasamala bergabung dalam tim hukum mereka, berarti sesungguhnya keduanya sedang diperalat atau dimanfaatkan oleh Ferdy dan Putri.
Febri Diansyah yang dikenal bersih diperlukan sebagai pengacara Putri untuk membangun citra positif di mata tim jaksa dan majelis hakim kelak agar mereka bisa dibuat percaya (diyakini) bahwa benar ada pelecehan seksual yang dialami oleh Putri yang dilakukan oleh Brigadir Yosua. Meskipun sebenarnya dugaan pelecehan seksual tersebut penuh dengan berbagai kejanggalan.
Jika jaksa dan hakim bisa diyakini tentang adanya pelecehan seksual itu, maka hal tersebut bisa dijadikan motif yang meringankan hukuman terhadap suaminya, Ferdy Sambo.
Sedangkan Rasamala Aritonang yang dikenal sebagai mantan penyidik KPK yang berintegritas tinggi diperlukan sebagai pengacara Ferdy Sambo untuk bisa meyakini hakim bahwa perintah dan pembunuhan yang dilakukan oleh Ferdy terhadap Brigadir Yosua merupakan suatu spontanitas yang didorong oleh kemarahannya yang luar biasa, setelah mendengar laporan istrinya dilecehkan oleh Yosua. Jadi, bukan direncanakan terlebih dahulu.
Hakim akan dibuat yakin bahwa perintah dan pembunuhan terhadap Yosua oleh Ferdy Sambo itu bukan sebuah pembunuhan berencana, yang diancam dengan hukuman terberat hukuman mati (Pasal 340 KUHP), melainkan pembunuhan biasa yang hanya diancam dengan hukuman terberat 15 tahun penjara (Pasal 1338 KUHP).
Bukan tak mungkin, dengan kehadiran pengacara Rasamala tersebut, juga bisa merupakan nilai plus untuk lebih bisa meyakini hakim bahwa sesungguhnya Ferdy Sambo tidak bersalah dalam kasus pembunuhan terhadap Brigadir Yosua itu!
Tim Kuasa Hukum Ferdy Sambo di mana Rasamala Aritonang berada di dalamnya, kemungkinan juga akan berupaya meyakini hakim bahwa sesungguhnya Ferdy Sambo bukan memerintahkan Bharada Eliezer untuk menembak mati Brigadir Yosua, tetapi hanya memberinya pelajaran, dengan hanya menggertaknya, atau  menembaknya di tempat yang tidak mematikan. Tapi Bharada Eliezer yang justru menembak Yosua di bagian yang mematikan. Sedangkan Ferdy Sambo sendiri tidak ikut menembak.
Bharada Eliezer bersaksi bahwa setelah ia menembak Yosua, Ferdy Sambo juga ikut menembak (kepala Yosua). Tetapi Ferdy menyangkalnya. Saat rekonstruksi, ia menolak adegan ia ikut menembak Yosua. Saat itu peran Ferdy diganti orang lain untuk adegan Ferdy menembak kepala Yosua.
Jika hakim berhasil diyakini seperti itu, maka tak tertutup kemungkinan Ferdy sambo divonis bebas.