Setelah melewati berbagai intrik dan peristiwa dramatisir yang berliku-liku, ia akhirnya bisa ditahan KPK.
Seiring panasnya sinar matahari di atas kepalanya, hati Ade pun mulai memanas, baru kepikir dia, gara-gara para koruptor mega proyek KTP-el itu, dengan dugaan pentolannya Setya Novanto, yang membuat mereka semua yang sedang menanti KTP-el, sengsara seperti sekarang, itu pun belum pasti kapan kesengsaran itu akan berakhir dengan memperoleh fisik KTP-el yang sudah lama didambakan itu.
Maka dengan geram, Ade pun keluar dari antrean, sambil berteriak lantang: "Persetan! Ini semua gara-gara Setya Novanto, membuat kita, rakyat, harus mengantre di mana-mana untuk mendapat sebuah KTP-el. Saya sangat marah, saya mau ke Gedung KPK sekarang, saya mau cari dia di tahanan KPK, saya akan tonjok wajahnya sampai bengkak-bengkak sebesar bakpao, saya akan pukul dia sampai luka sangat parah, sampai berdarah-darah, dan pingsan!"
Lalu ia pun pergi ke Gedung KPK.
Sekitar sejam kemudian, Ade balik lagi dengan wajah semakin kesal, ke TMII, untuk mengantre kembali di antrean KTP-el itu mulai dari paling belakang lagi.
Orang-orang pun bertanya kepadanya dengan penuh harap, "Apakah Bapak sudah berhasil memukul Setya Novanto?"
Dengan cemberut, Ade menjawab: "Tidak! Sialan! Ternyata antrean di Gedung KPK yang mau pukul Setya Novanto jauh lebih panjang daripada antrean di sini!"
**
Kisah Ade di atas memang merupakan lelucon satire, yang saya adaptasi dari kisah lelucon satire tokoh reformis Uni Soviet, Gorbachev, ("Ha-ha-ha", Subhan SD, Kompas, 23/11/17).
Tetapi kisah rakyat mengantre dengan sengsara di mana-mana untuk memperoleh KTP-el bukan hanya lelucon, tetapi kisah nyata, sampai hari ini.
Salah satunya adalah antrean panjang rakyat yang sangat mendambakan KTP-el di Taman Mini Indonesia Indah (TMII), pada 18-22 Oktober lalu. Selama 5 hari berturut-turut itu rakyat mengantre panjang, mulai dari pintu masuk TMII sampai dengan di lokasi pelayanan pencetakan KTP-el, di dekat Theater Keong Emas, berjam-jam dari dini hari sampai sore hari, berpanas-panas, dan hujan-hujanan.