Mohon tunggu...
Daniel H.T.
Daniel H.T. Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Bukan siapa-siapa, yang hanya menyalurkan aspirasinya. Twitter @danielht2009

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Korupsi KTP-el, Negara Beli Produk Rongsokan, Rakyat Sengsara

25 November 2017   23:48 Diperbarui: 26 November 2017   00:19 2019
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kendati hujan turun di TMII, warga tetap mengantre untuk mencetak e-KTP, Jumat (20/10/2017).(Ridwan Aji Pitoko/KOMPAS.com)

Setelah melewati berbagai intrik dan peristiwa dramatisir yang berliku-liku, ia akhirnya bisa ditahan KPK.

Seiring panasnya sinar matahari di atas kepalanya, hati Ade pun mulai memanas, baru kepikir dia, gara-gara para koruptor mega proyek KTP-el itu, dengan dugaan pentolannya Setya Novanto, yang membuat mereka semua yang sedang menanti KTP-el, sengsara seperti sekarang, itu pun belum pasti kapan kesengsaran itu akan berakhir dengan memperoleh fisik KTP-el yang sudah lama didambakan itu.

Maka dengan geram, Ade pun keluar dari antrean, sambil berteriak lantang: "Persetan! Ini semua gara-gara Setya Novanto, membuat kita, rakyat, harus mengantre di mana-mana untuk mendapat sebuah KTP-el. Saya sangat marah, saya mau ke Gedung KPK sekarang, saya mau cari dia di tahanan KPK, saya akan tonjok wajahnya sampai bengkak-bengkak sebesar bakpao, saya akan pukul dia sampai luka sangat parah, sampai berdarah-darah, dan pingsan!"

Lalu ia pun pergi ke Gedung KPK.

Sekitar sejam kemudian, Ade balik lagi dengan wajah semakin kesal, ke TMII, untuk mengantre kembali di antrean KTP-el itu mulai dari paling belakang lagi.

Orang-orang pun bertanya kepadanya dengan penuh harap, "Apakah Bapak sudah berhasil memukul Setya Novanto?"

Dengan cemberut, Ade menjawab: "Tidak! Sialan! Ternyata antrean di Gedung KPK yang mau pukul Setya Novanto jauh lebih panjang daripada antrean di sini!"

**

Kisah Ade di atas memang merupakan lelucon satire, yang saya adaptasi dari kisah lelucon satire tokoh reformis Uni Soviet, Gorbachev, ("Ha-ha-ha", Subhan SD, Kompas, 23/11/17).

Tetapi kisah rakyat mengantre dengan sengsara di mana-mana untuk memperoleh KTP-el bukan hanya lelucon, tetapi kisah nyata, sampai hari ini.

Salah satunya adalah antrean panjang rakyat yang sangat mendambakan KTP-el di Taman Mini Indonesia Indah (TMII), pada 18-22 Oktober lalu. Selama 5 hari berturut-turut itu rakyat mengantre panjang, mulai dari pintu masuk TMII sampai dengan di lokasi pelayanan pencetakan KTP-el, di dekat Theater Keong Emas, berjam-jam dari dini hari sampai sore hari, berpanas-panas, dan hujan-hujanan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun