Mohon tunggu...
Daniel H.T.
Daniel H.T. Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Bukan siapa-siapa, yang hanya menyalurkan aspirasinya. Twitter @danielht2009

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

KPK Harus Mengusut dan Memidanakan Penyembunyi Setya Novanto

21 November 2017   22:23 Diperbarui: 21 November 2017   23:33 3043
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika itu belum diketahui Hilman sudah bertemu bahkan semobil dengan Setyo. Bahkan di wawancara eksklusif dengan Setyo itu ada indikasi Hilman hendak membuat orang mengira dia belum bertemu dengan Setyo, hanya baru bisa mengontak Setya lewat ponsel.

Hal ini terindikasi karena Hilman sempat berkata kepada penyiar di Metro TV yang bertanya kepadanya, kapan Setya Novanto akan menyerahkan diri ke KPK, Hilman menjawab: "Belum tau, belum tau saya, belum tau, ini beliau kebetulan lagi sedikit irit bicara. Jadi, nanti saya akan coba untuk menghubungi beliau lagi". Padahal diduga ketika itu Setya sudah semobil dengan dia.

Diduga Hilman sengaja menyembunyikan fakta bahwa ia saat itu sudah semobil dengan Setya Novanto, bahkan menyupiri sendiri Fortuner miliknya itu karena ia tahu apa yang dilakukan itu merupakan pelanggaran kode etik jurnalistik dan code of conduct Metro TV, yang melarang setiap wartawan Metro TV menggunakan mobil pribadinya membawa nara sumber.

Sampai pada terjadilah kecelakaan yang menghebohkan itu. Sekitar pukul 18.35,  Fortuner bernomor polisi B 1732 ZLO yang dikemudikan dan membawa Setya Novanto, dan seorang ajudan Setya, Reza,  menabrak tiang lampu di Jalan Permata Berlian I.

Namun, kecelakaan itu diragukan sebagai suatu kecelakaan murni. Diduga kuat kecelakaan itu merupakan suatu rekayasa sebagai modus agar Setya lolos lagi dari jerat hukum KPK, setidaknya sebagai strategi mengulur-ulurkan waktu, sebagaimana sudah berhasil dilakukan ketika dia diduga pura-pura sakit dan dirawat di RS Premier, Jatinegara, Jakarta Timur, September 2017.

Kecelakaan itu diduga sebagai suatu rekayasa, karena terdapat banyak keganjilannya, seperti kecepatan mobil yang diperkirakan oleh tim investigasi dari polisi dan Toyota Astra Motor hanya sekitar 30-40 km/per jam.

Dengan kecepatan rendah itu, diduga mobil sengaja dinaikkan di atas trotoar, menyerempet pohon lalu menabrak tiang lampu. Karena kecepatannya cuma sekitar 30-40 km/jam, maka tak heran tiang lampu itu pun tetap berdiri kokoh, tidak miring, apalagi sampai roboh. Padahal yang menabraknya sebuah mobil Fortuner yang berbadan besar.

Diduga kecepatan serendah itu dijalankan saat "kecelakaan" itu terjadi supaya tidak ada benar-benar teruka parah.

Kerusakan yang dialami Fortuner itu pun tidak bisa dikatakan parah, tidak seperti bualan Fredrich Yunadi: "Mobilnya hancur, cur, cur!"), hanya bagian bumperdan grill-nya -- yang memang paling gampang rusak --, yang penyok, lampu depannya tidak pecah, juga bagian bingkai lampu yang biasanya paling gampang patah, tetap utuh, kap mesinnya pun cuma rusak sedikit.

Airbag Fortuner itu juga tidak mengembang, padahal jika terjadi benturan keras, airbag itu pasti otomatis mengembang untuk melindungi sopir dan penumpangnya dari benturan keras.

Kerusakan seperti itu hanya mungkin terjadi jika kecepatan mobil Fortuner itu tidak lebih dari 40 km/jam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun