Unggahan-unggahan video di You Tube itu kemudian menjadi viral di media sosial, yang di antaranya dijadikan barang bukti relawan Jokowi saat mereka melaporkan Ahmad Dhani ke Polda Metro Jaya itu.
Namun, bukan namanya Ahmad Dhani jika tidak pernah mau mengakui kesalahannya, apalagi minta maaf, meskipun itu adalah fakta yang tak terbantahkan. Jelas-jelas sudah berbuat salah, tetapi tetap ngeyel menyangkalnya, lalu memutarbalikkan fakta, fakta yang sudah diketahui banyak orang
Kehabisan ide dan akal, tidak tahu lagi bagaimana cara membela diri, maka, dengan metode “mencuri ide” dari kasus pidato Ahok yang diedit oleh Buni Yani itu, Ramdan Alamsyah pun mengatakan: orasi Ahmad Dhani yang menjadi viral itu (juga) sudah diedit, tak sesuai lagi dengan aslinya, diputarbalikkan faktanya, sehingga mengubah makna sesungguhnya orasi Ahmad Dhani itu.
Faktanya, seperti yang saya sebutkan di atas, video orasi Ahmad Dhani itu bukan hanya dari satu sumber saja, tidak direkam dan diunggah di You Tube oleh satu orang saja, tetapi ada beberapa. Baik yang unggahannya diambil dari pemberitaan beberapa media online/televisi, maupun oleh perseorangan-perseorangan. Semuanya berisi orasi Ahmad Dhani yang sama persis. Apa iya, semua unggahan di You Tube itu diedit dengan cara yang sama?
Ramdan mengatakan, mereka punya versi aslinya, tetapi saya lebih percaya itu tidak ada, maka itu tak akan pernah diperlihatkan kepada publik. Atau jangan-jangan justru merekalah yang sedang mengedit video tersebut.
Ramdan mengatakan, Ahmad Dhani tidak menghina Presiden Jokowi, tetapi ia justru menghimbau kepada massa pengunjuk rasa agar tidak mengumpat dengan nama-nama binatang itu.
"Teman-teman kan lihat. (Ada kata) 'tapi tidak boleh'. Tidak bolehnya itu dipotong. Makanya kita mengedukasi, 'Heh, enggak boleh ini begini'. Artinya kita mengedukasi," kata Ramdan Alamsyah, Senin (7/11/2016).
Faktanya, video yang kita tonton di YouTube itu tidak ada pemotongan kata “tapi tidak boleh” itu, kata itu tetap ada.
Ahmad Dhani memang ada mengatakan: “tapi tidak boleh”, tetapi itu sama sekali bukan suatu himbauan agar massa jangan mengumpat Presiden Jokowi, sebaliknya justru itu merupakan penggunaan kalimat sarkastik, yang justru untuk semakin memperolok-olok Presiden Jokowi.
Setiap memaki Presiden Jokowi, ia bilang, “tapi tidak boleh.” Bukankah itu suatu bentuk olok-olok sarkasme?
Buktinya, setiap kali Ahmad Dhani menyelesaikan frasa itu, massa menyambutnya dengan suara tertawa, tepuk tangan, lalu diikuti dengan ikut-ikutan menghina dan memaki Jokowi (dan juga Ahok) seperti yang dilakukan Ahmad Dhani, dengan gaya yel-yel.