Hal tersebut dikarenakan oleh beberapa faktor, di antaranya yang terpenting adalah faktor primodialisme yang masih kental, ketidakdewasaan berpikir, wawasan dan nasionalisme sempit, dan pendidikan rakyat yang rata-rata masih banyak yang rendah.
Hal tersebut dipersubur dengan budaya politik yang masih menghalalkan segala cara dalam mencapai maksud dan tujuan pribadi, maupun kelompok.
Dengan latar belakang demikian tidaklah heran jika kalau di dunia olah raga persis di hari peringatan HUT Proklamasi RI yang ke-71 ini sepasang atlet yang berbeda etnis dan agama bersatu kuat dan juara mempersembahkan medali emas Olimpiade bagi negaranya, maka di dunia politik hal sebaliknya yang justru “dipersembahkan” oleh para pecundang politik penghalal segala cara demi mencapai cita-cita dan ambisi politik mereka.
Persis di hari peringatan HUT Proklamasi RI mereka justru “mempersembahkan” hujatan, pelecehan, kebencian dan fitnah kepada para pimpinan negara ini.
Peringatan Hari Proklamasi Kemerdekaan RI bukan diisi dengan pernyataan-pernyataan semangat persatuan dan kesatuan, malah diisi dengan pernyataan-pernyataan politik yang penuh dengan kebencian dan hujatan.
Doa untuk Menghujat Presiden Jokowi
Di saat diberi kesempatan untuk memimpin doa bersama di sidang paripurna tahunan DPR-RI yang membahas Rancangan Undang-Undang RAPBN 2017, Selasa, 16 Agustus 2016, anggota DPR dari Fraksi Gerindra, Muhammad Syafi'i justru memanfaatkannya untuk menyerang Presiden Jokowi dengan doanya itu.
Tiada rasa sungkan dan tiada rasa hormat sedikitpun dia kepada Presiden Jokowi dan Wakil presiden Jusuf Kalla yang saat itu hadir juga di situ.
Meskipun tidak menyebutkan nama secara langsung, siapapun tahu siapa yang dimaksud yang disebut-sebut Muhammad Syafi’i di dalam doa politiknya itu.
Doa yang seharusnya suci dan menyejukkan, memohon Tuhan memberi berkah kepada pimpinan dan bangsa ini malah diisi dengan pernyataan-pernyataan politik yang menyerang dan mengutuk pemerintahan Jokowi-JK, yang kemudian ditutup dengan harapan agar jika bisa pemerintahan tersebut diganti.
Doa yang kemudian diunggah di YouTube itu pun langsung mendapat reaksi netizen, yang sebagian besar mengecamnya.