Yusril pernah mengatakan, Jokowi hanyalah presiden tukang gunting pita, yang hanya mengandalkan pencitraan diri dengan melanjutkan proyek-proyek besar peninggalan Presiden sebelumnya (SBY).
Yusril juga menganggap Jokowi tidak mampu memilih anggota kabinetnya secara profesional berkwalitas, sehingga seandainya Jokowi memintanya menjadi salah satu menterinya, ia akan langsung menolaknya.
Bukan hanya memandang rendah kemampuan Jokowi sebagai Presiden, sampai sekarang pun Yusril selalu menempatkan dirinya sebagai lawan dari pemerintahan Presiden Jokowi, seperti menjadi pembela pemilik kapal berbendera Thailand yang telah melakukan illegal fishing di perairan Indonesia, dan oleh karena itu disita Pemerintah RI/Kementerian Kelautan dan Perikanan atas perintah Susi Pudjiastuti. Padahal apa yang dilakukan oleh Kementerian tersebut merupakan bagian dari kebijakan Presiden Jokowi.
Yusril bahkan juga menjadi pembela dari Yulianus Paonganan alias Ongen, yang jelas-jelas secara faktual telah melakukan penghinaan luar biasa terhadap Presiden Jokowi, dan juga Menteri Susi Pudjiastuti, melalui sekitar 200 kicauannya di akun Twitter, antara 12-14 Desember 2015 lalu.
Ketika itu, Ongen dengan nama akunnya @ypaonganan, mem-posting foto Jokowi bersama artis Nikita Mirzani, yang diajadikan meme dengan memberi hastag: “#PapaDoyanLonte”, disertai dengan rangkaian kicauan lainnya yang pada intinya melecehkan Jokowi.
Selain Jokowi, Ongen juga menulis kicauannya untuk menghina Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti dengan menggunakan foto tersebut juga, dengan menulis: “duh paha lonte itu ada tattonya di padanya euy...apa namanya nikita pudjiastuti..?”
Atas ulahnya itu Ongen telah ditangkap dan dijadikan tersangka oleh Mabes Polri pada 17 Desember 2015, ia kemudian disidangkan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan dengan dakwaan pelanggaran terhadap Undang-Undang Pornografi dan Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronika (UU ITE).
Saat melakukan pembelaan terhadap Ongen, di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Yusril menyatakan sebaiknya dakwan tersebut dicabut, karena kalau diteruskan justru akan mempermalukan Jokowi. Entah apakah Yusril akan punya pendapat yang sama jika foto dia yang dijadikan meme seperti itu.
Apakah dengan memposisikan dirinya sebagai lawan dari Jokowi yang nota bene adalah kader kebanggaan, Presiden RI “petugas partai” PDIP itu, masih realistiskah Yusril Ihza Mahendra jika masih menaruh harapan besar kepada PDIP untuk mengusungnya sebagai calon gubernur DKI dari PDIP?
Dengan sikapnya itu kelihatan bahwa Yusril hanya ingin memanfaatkan PDIP sebagai jembatannya menuju pemenuhan ambisi besarnya untuk duduk di kursi DKI1. Sangat naif jika parpol sebesar PDIP tidak menyadarinya.
Yusril dan Piagam Jakarta