Ini beritanya, silakan baca: Bom Sarinah, BIN: Pelaku Teror Kemungkinan Besar ISIS, dan Polri Pastikan ISIS di Belakang Teror Thamrin.
Kelima, tentang polisi yang tidak memaparkan tentang tim pengantar dan penjemput teroris tersebut. "Karena kalau kita lihat dari kondisinya sangat mustahil kalau teroris itu tiba-tiba muncul. Memang dia jelangkung tidak diantar dan dijemput," kata Neta.
Sebab, kata Neta, pihak kepolisian sempat menemukan ada kendaraan dengan pelat D. "Namun, temuan ini kan tidak dijelaskan. Polisi tidak transparan," katanya.
Memangnya, kalau teroris mau muncul itu, mereka harus bikin pengumuman lebih dulu? Yang namanya teroris beraksi, ya, pasti muncul secara tiba-tiba, langsung menembak, atau langsung meledakkan bom. Masa harus mengumumkan lebih dulu, supaya masyarakat sekitar dievakuasi dulu, atau  minta izin kepada polisi terlebih dahulu, seperti mau unjuk rasa saja?
Dan, apakah semua informasi tentang hasil penyelidikan polisi terkait teroris harus diumumkan kepada publik? Tidak, bukan? Ada yang boleh dikonsumsi publik, ada yang tetap menjadi rahasia intelijen polisi.
Jelaslah sudah, sesungguhnya, yang janggal itu bukan peristiwa terorisme itu atau polisi, tetapi yang janggal justru orang yang bernama Neta S Pane ini, kok seorang Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) bisa membuat analisa janggal bin konyol seperti itu, ya? Apakah karena dia tak ada bahan untuk menganalisa, ataukah ini sebagai dampak psikologis berat dari peristiwa terorisme itu sendiri yang dialami Neta S Pane? *****
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H