Mohon tunggu...
Daniel H.T.
Daniel H.T. Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Bukan siapa-siapa, yang hanya menyalurkan aspirasinya. Twitter @danielht2009

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Janggalnya Analisa Neta S Pane tentang Serangan Teroris di Jakarta

20 Januari 2016   00:28 Diperbarui: 20 Januari 2016   00:28 8247
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Polisi beraksi cepat dibilang janggal, polisi lambat, pasti dikecam.

Analisa aneh Ketua Presidium IPW ini juga nilainya sama dengan isu-isu sampah yang beredar hanya sesaat setelah peristiwa tragis itu terjadi, salah satunya isu yang mengatakan bahwa peristiwa itu hanyalah merupakan suatu bentuk pengalihan isu terkait batas waktu divestasi saham PT Freeport Indonesia, dengan dasar argumen yang bukan saja lemah, tetapi konyol (baca artikel: Ngawur-nya Analisa PKS Piyungan tentang Serangan Teroris di Jakarta).

Disebut analisa orang ini aneh karena apabila serangan teroris itu merupakan suatu rekayasa, lalu bagaimana dengan para pelaku yang tewas, baik karena ditembak polisi, atau karena meledakkan dirinya sendiri? Apakah mereka dengan sukarela mati untuk itu, atau menurut Neta, mereka hanya pura-pura mati, sekalipun tubuh jelas-jelas terkoyak oleh bom bunuh diri?

Lebih aneh lagi, Neta sempat menyinggung, kata dia, (kok) gaya para teroris itu sangat tenang, seperti Densus 88, apakah dia mau bilang, sebenarnya para teroris itu adalah anggota Densus 88 yang sedang menjalankan perannya sebagai teroris, yang juga rela mati ditembak rekan-rekannya sesama polisi, atau rela mati dengan cara bunuh diri, demi suksesnya rekayasa itu?

Atau Neta mau bilang, sebenarnya para teroris itu, hanyalah para pelaku peran yang dibohongi polisi, disuruh pura-pura jadi teroris, ledakkan bom, lalu polisi datang membunuh mereka? Sungguh luar biasanya tolol jika ada yang mau disuruh polisi seperti itu (baca juga mengenai latar belakang para teroris itu dari media online).

Lalu, bagaimana dengan klaim ISIS dari pusat kekuasaan mereka di Timur Tengah bahwa serangan itu merupakan tanggung jawab mereka? (baca: Kapolda Metro: Pelaku Teror di Thamrin Kelompok ISIS).

Supaya lebih kelihatan janggal, sebenarnya Neta bisa menambah analisa konyolnya dengan seperti ini:

- Kenapa bisa hari kejadiannya sama dengan hari ulang tahun ke-46 Kombes Krishna Murti;

- Kenapa masyarakat di sekitar tempat kejadian, tidak takut, bukannya lari bersembunyi, kok pada menonton peristiwa tembak-menembak polisi dengan para teroris itu, ditambah dengan ada bom yang meledak. Malah nekad mengambil gambar dengan ponsel-ponsel mereka, sesaat setelah kejadian ber-selfie-ria juga di lokasi kejadian;

- Kenapa tukang sate yang berada tak jauh dari lokasi kejadian juga tidak melarikan diri, malah meneruskan jualan satenya, seolah-olah tidak terjadi apa-apa.

Jika Neta S Pane rajin membaca berita-berita tentang peristiwa terorisme tersebut, sebenarnya lima hal yang dia sebut janggal itu, sama sekali bukan sesuatu yang janggal, tetapi wajar dan terjadi begitu saja. Kecuali, jika ia mau bilang, semua pemberitaan itu juga janggal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun