Mohon tunggu...
Daniel H.T.
Daniel H.T. Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Bukan siapa-siapa, yang hanya menyalurkan aspirasinya. Twitter @danielht2009

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Tragedi O.C. Kaligis, karena Ingkar Janjinya kepada Tuhan?

15 Juli 2015   10:58 Diperbarui: 15 Juli 2015   12:35 174602
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

“Sungguh saya terharu mendengarnya sehingga saya merasa gugatan kawan-kawan di AAI adalah gugatan terhadap nurani saya, terhadap moral dan idealisme pro justitia saya. Jika saya tidak menjawabnya secara benar, nurani, moral dan idealisme saya akan terus-menerus menggugat sampai saya mati. Saya tidak ingin menjadi pesakitan di dalam sidang pengadilan terhadap diri saya sendiri. Artinya, gugatan itu hanya memerlukan satu jawaban: action! Saya harus ‘turun gunung’ lagi. Maka di dalam rapat itu juga saya membatalkan keputusan berhenti. Saya berjanji akan kembali menggebrak para mafia di rimba raya hukum negeri ini.”

Faktanya justru KPK menemukan OCK adalah bagian dari para mafia di rimba raya hukum negeri ini.

Kaligis di sini berkata atas nama nurani, moral dan idealismenya, ia pun memutuskan kembali aktif sebagai pengacara seperti sebelum pengundurannya itu. Pertanyaan, lalu nurani yang mana yang dipakai Kaligis saat menyatakan perenungan dirinya yang mendekati Tuhan dengan hatinya, lalu memutuskan untuk mundur dengan berbagai pesan-pesan religius sebagaianma tersebut di atas?

Berarti pula, Kaligis juga saat itu juga memutuskan batal untuk mengabdi kepada Tuhan di sisa usianya yang senja itu, sebagaimana ia sendiri katakan di atas: “Tuhan sudah terlampau baik kepada saya sampai sekarang, Ia sudah memberikan saya usia hingga 60 tahun. Banyak banget itu. Kalau dihitung, hingga di usia itu, berapa persen yang saya gunakan untuk mengabdi kepada-Nya? Masih untung kalau ada satu persen. ....

Rata-rata pengacara dipanggil Sang Pencipta di usia 65 tahun. Hitungan saya, kalau umur seorang pengacara rata-rata 65 tahun, secara matematika 60 tahun usia saya ini sama dengan telah melewati 92,3% dari hidup yang dianugerahkan Tuhan. Kalau yang sejumlah itu saja telah terlewati dengan begitu cepat sehingga tak terasa, bayangkan apa artinya sisa waktu yang tinggal 7,7% lagi?”

Nurani Kaligis kepada Tuhan dikalahkan “nurani” Kaligis terhadap pro justitia?  Suara panggilan Tuhan kepadanya dikalahkan suara panggilan rekan-rekannya sesama pengacara di AAI itu? Apalagi kemudian justru diduga membuatnya terssesat dalam perbuatan yang ia sendiri haramkan kepada para anak buahnya sebagaimana ditulis di buku biografinya itu. Di manakah Tuhan saat itu bagi Kaligis?

Apakah dengan keputusannya “mengingkari janjinya” dengan Tuhan yang sebelumnya sudah didekati sebagaimana kesaksiannya tersebut di atas, di usianya yang telah mencapai 73 tahun (lahir: 19 Juni 1942), Tuhan pun memberikannya suatu peringatan keras dalam wujud terjerambabnya ia dari puncak tertinggi kariernya sudah puluhan tahun dinikamtinya itu, ke lembah kehinaan seperti ini?

Di dalam sel tahanannya, kini, tentu O.C Kaligis kembali melakukan perenungan hidup baginya. Demikian juga kita harus bisa belajar dan memetik dan mengambil hikmah dari pesan-pesan Tuhan di balik kejadian yang menimpa O.C. Kaligis ini. ****

 

 

Gambar 1: Tempo.co

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun