SBY Hanya Berani Marah kepada Australia
Namun, demikian amarah SBY itu hanya ditujukan fokus kepada Australia. Padahal, biang sebenarnya adalah AS. AS yang terbongkar pertamakali ulahnya memata-matai Indonesia dari Kedutaan Besarnya di Jakarta saja tidak diusik SBY.
Padahal, dalam pemberitaan itu juga diungkapkan isi dokumen rahasia Badan Keamanan Nasional AS (NSA) yang dimuat di majalah Jerman, Der Spiegel. Dokumen itu dilaporkan jelas-jelas menyebut Defence Signals Directorate (DSD), atau Direktorat Sinyal Pertahanan Australia mengoperasikan fasilitas program STATEROOM, dengan dibekingi oleh AS.
Maka, sikap SBY yang tak berani bersikap kepada AS, dan hanya marah besar kepada Australia itu pun mengundang tanda tanya, kenapa SBY sedemikian takut kepada AS? Ini seolah-olah seperti ada anak nakal yang mengguping pembicaraan orang lain atas suruhan ayahnya. Ketika orang itu mengetahui pembicaraannya dikuping si anak, dia hanya berani marah kepada anak itu. Padahal, dia tahu anak itu disuruh ayahnya itu.
Atau, mungkin SBY belum marah kepada AS, karena belum terungkap di dalam penyadapan itu ada juga nama SBY secara individu, seperti terungkapnya kasus dengan Australia ini?
Ramadhan Pohan, yang dalam kasus penyadapan dari Kedutaan Besar AS, telah membuat pernyataan konyolnya dengan menyalahkan Jokowi itu, belum sadar juga, terbukti dia kembali dengan pernyataan konyolnya yang lain.
Dengan lantang dia bilang, sikap tegas pemerintah jangan hanya ditujukan untuk Australia, tetapi juga untuk Amerika Serikat, terkait penyadapan itu. Menurutnya, sebagai negara yang berdaulat, Indonesia tidak perlu gentar terhadap AS.
"Indonesia tidak perlu gentar kepada AS. Mengapa harus gentar? Ingat, kita negara berdaulat. Haram dicurangi dengan penyadapan," kata Pohan saat dihubungi Kompas.com, Selasa (19/11/2013).
Bagaimana tidak konyol, kalau pernyataan ini justru jelas-jelas menyerang Big Boss-nya sendiri, Presiden SBY. Karena SBY-lah yang sampai hari ini tidak berani mengusik AS, meskipun jelas-jelas AS juga melakukan penyadapan, bahkan biangnya. Kalau sampai SBY tidak pernah mengambil sikap keras kepada A, bukankah pernyataan Pohan ini menjadi bukti bahwa SBY gentar terhadap AS?
SBY Terlalu Mendramatisir Situasi
SBY pun terlalu mendramatisir kasus ini dengan membuat situasi dan kondisi sekarang ini sudah sangat mencekam. Dia menyerukan kepada semua warga negara Indonesia di Australia agar tetap tenang menyikapi penyadapan yang dilakukan Australia kepada dirinya dan sejumlah pejabat Indonesia.